/* salju turun */ adnan: October 2008

Wednesday, October 29, 2008

Pertemuan

Begitu banyak makhluk di dunia ini yang diciptakan oleh-Nya, membuat kita selalu bertemu satu sama lain. Di antara sekian banyak pertemuan yang kita alami tentu memiliki porsi yang berbeda-beda di dalam hati kita. Ada yang sangat berkesan sehingga tak akan pernah lupa meski sudah terjadi sangat lama tetapi ada juga yang biasa-biasa saja sehingga segera lupa ditelan waktu. Apa yang menyebabkan pertemuan menjadi berkesan atau biasa-biasa saja?

Ada beberapa hal yang bisa saya ungkapkan di sini bahwa pertemuan yang berkesan terjadi ketika kita menemui seseorang dan mendapatkan manfaat dari pertemuan itu. Sebagai contoh, misalnya kita bertemu dengan seorang yang sangat pintar sehingga dari pertemuan tersebut kita mendapatkan ilmu yang tak terbilang banyaknya. Atau misalnya kita bertemu dengan seorang yang kita kasihi sehingga dari pertemuan tersebut memberikan ketenangan kepada hati kita.

Sebenarnya kita bisa mengatur supaya setiap pertemuan yang kita lalui, dengan siapa saja, di mana saja, pada waktu kapan saja, menjadi sangat berkesan. Bagaimana caranya? Yaitu dengan mempersiapkan apa saja yang kita butuhkan dari seseorang sehingga pada saat bertemu, kita segera dapat memfokuskan pembicaraan pada keperluan kita. Seperti seorang mahasiswa yang ingin bertemu dengan dosen pembimbingnya untuk berkonsultasi maka alangkah baiknya ia mempersiapkan diri dengan pertanyaan-pertanyaan yang masih membingungkan baginya serta modal pengetahuan dari apa yang sedang dikerjakannya. Tanpa kedua hal itu, bisa jadi dosen pembimbingnya marah-marah dan akhirnya pertemuan tersebut malah memberikan rasa sakit hati pada sang mahasiswa.

Kadang kita dihadapkan pada pertemuan yang tidak diduga-duga. Bukankah Allah memiliki scenario kehidupan yang serba ada kejutan-kejutan? Kita bertemu dengan seseorang yang sebelumnya tidak kita rencanakan. Nha, tentu dalam kasus ini kita tidak dapat mempersiapkan jalannya pertemuan tersebut dong? Jika kita sudah terbiasa mempersiapkan diri maka dalam kondisi yang mendadak pun kta akan terbiasa, yang penting tetap bersikap tenang dan kendalikan diri(akal dan emosi).

Semua orang pasti menginginkan pertemuan yang menyenangkan dan berkesan. Maka yang bisa membuat hal itu terjadi tidak lain dan tidak bukan adalah diri kita sendiri. Kadang kita terlalu emosi sehingga pada saat lawan bicara kita bersikap yang kurang berkenan di hati, emosi langsung naik dan menguasai setiap perkataan yang keluar dari mulut kita. Akhirnya, terjadi salah paham dan saling memarahi, saling memaki, dan saling menghina satu sama lain pun tak dapat dihindarkan. Pulang-pulang adanya hanya menggerutu dan mengumpat. Kita juga yang merasakan ketidakenakannya.

Maka dari itu, yuk kita bangun setiap pertemuan yang kita alami berjalan menyenangkan dan berkesan. Selain membuat kita tambah semangat untuk melakukan pertemuan berikutnya, kita juga mendapatkan manfaat yang tidak akan didapatkan pada kesempatan-kesemapatan lain. Jangan sampai pertemuan yang seharusnya demikian baik berubah menjadi keburukan hanya karena salah paham dan ketidak sabaran pada diri kita. Saying, sungguh sangat disayangkan.

Yosh……..!!!!!!!

Sahabat

Ada beberapa hal di dunia ini yang tidak bisa kita pisahkan dari diri kita. Salah satunya adalah keberadaan seorang sahabat. Bukan hanya seorang tetapi minimal satu orang. Bukankah manusia diciptakan di dunia ini dengan membawa sifat social di mana ia harus memenuhi salah satu kebutuhannya yaitu memiliki sahabat. Ia membutuhkannya untuk saling membantu dan saling dibantu.

Saya sendiri punya pengalaman di mana suatu kondisi di tempat asing tanpa ada yang bisa sekedar diajak bicara. Bosan, boring, nggak semangat dan sifat-sifat negative lainnya muncul begitu saja. Tetapi beberapa hari kemudian, seteleh beberapa orang di komunitas tersebut saya kenal dan mulai bisa ngobrol bareng maka situasi segera berubah. Segala macam sifat negative yang tadi muncul seolah berjalan pelan mengundurkan diri. Sungguh sangat luar biasa.

Memang sangat enak jika kita mempunyai sahabat. Apalagi ia adalah orang yang mau menerima kita apa adanya. Tidak peduli kondisi fisik kita, tidak peduli dengan kondisi keluarga kita, tidak peduli dengan berbagai macam sifat negative yang kadang muncul dalam diri kita, tidak peduli pada prestasi yang pernah kita raih, dan lain sebagainya. Sahabat yang dengan tulus hati berusaha untuk memberikan yang terbaik buat kita.

Seperti kedua bola mata kita yang selalu seiya sekata berkedip. Tak pernah salah satu mendahului yang lain, bahkan ketika satu mata kelilipan maka mata yang satunya ikut memejamkan mata. Ketika sedang sedih pun keduanya selalu berbarengan mengeluarkan air mata. Mereka bekerja bersama-sama bahkan antara satu mata dengan mata yang lain tidak bisa saling melihat. Mereka tidak peduli, yang penting adalah bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan.

Bagaimana memperoleh sahabat yang seperti itu? Tentu saja kita sendiri harus memiliki sifat-sifat mulia seperti itu. Ketika kita memberikan yang terbaik buat teman kita maka ia juga akan memberikan yang terbaik buat kita, ketika kita mau mengerti mereka maka mereka pun akan mau mengerti kita, ketika kita mau membantu mereka dengan ikhlas maka mereka pun akan mau membantu kita dengan tulus ikhlas.

Bukankah hal yang sangat tidak mengenakkan ketika kita mengulurkan tangan kosong dan tidak ada yang mau memberikan sesuatu kepada kita. Tetapi sungguh lebih sengsara ketika kita mengulurkan tangan yang berisi tetapi tidak ada yang mau menerimanya. Yah, membantu dn dibantu adalah kodrat manusia. Sangat tidak rasional ketika seseorang yang tidak mau membangun persahabat yang sebanyak-banyaknya dengan sesame manusia bahkan sesame makhluk-Nya.

Hanya saja kadang kita diuji dengan berbagai macam hal yang menuntut kita untuk bersabar. Ketika kita bisa bersabar maka persahabatan yang kita bangun akan semakin erat. Tetapi ketika kita tidak mampu bersabar maka bisa jadi persahabatan tersebut berubah menjadi permusuhan. Betapa sifat manusia itu sangat rentan terhadap perubahan. Maka dari itu, yuk kita bangun persahabatan sebanyak-banyaknya. Ikhlaskan hati kita maka hal-hal yang baik saja yang akan kita terima. Tak ada hal yang mudah di dunia ini kecuali kita mau bersabar dan pantang menyerah.

Monday, October 27, 2008

Pusing

Pusing adalah salah satu fenomena dalam kehidupan manusia. Apakah pusing dapat dikategorikan sebagai sebuah penyakit? Entahlah, yang jelas pusing membuat suasana menjadi tidak menyenangkan. Lagipula ada beberapa keadaan yang dapat didefinisikan sebagai pusing, tetapi dari keadaan-keadaan itu semuanya mengarah pada sesuatu yang terjadi di kepala.

Pertama, kita mengenal pusing sebagai sebuah penyakit fisik yang menyerang kepala kita. Tidak ada penyebab yang pasti dari penyakit ini, bisa karena virus, salah makan, salah minum, atau hal-hal lain yang juga bersifat fisik. Cara mengatasinya adalah dengan minum obat yang pastinya juga bersifat fisik. Pusing yang diakibatkan karena penyakit fisik ini bisa jadi merupakan imbas dari penyakit yang menyerang bagian tubuh kita yang lain atau memang penyakit utama yang menyerang kepala kita.

Nha, pusing yang kedua adalah pusing yang diakibatkan oleh tekanan mental yang berlebihan. Missal, ketika kita sedang belajar dan diberikan soal yang sangat sulit. Sudah berusaha sekuat tenaga tetapi tidak juga menemukan jawabannya. Dalam hal ini, kemampuan manusia terbatas sehingga jika sudah melampuai batas tersebut maka kepala kita akan terasa pusing. Atau missal bagi kita yang sudah bekerja, dikarenakan menumpuknya pekerjaan di kantor sehingga kepala terasa penat dan akhirnya memunculkan rasa pusing di kepala.

Untuk pusing yang kedua ini diakibatkan oleh sesuatu yang abstrak maka obatnya pun bersifat abstrak. Artinya bukan sesuatu yang dapat kita lihat dan dapat kita rasakan. Cukup dengan istirahat sejenak sambil minum kopi atau menikmati pemandangan yang indah akan menyegarkan kembali pikiran dan menyingkirkan rasa pusing yang tadinya menggerogoti setiap sel otak kita.

Untuk pusing yang pertama kita tidak bisa berbuat apa-apa selain minum obat. Tetapi untuk pusing yang kedua kita bisa melakukan tindakan-tindakan pencegahan yang berhubungan dengan otak kita. Karena pada pusing yang kedua sangat erat kaitannya dengan keadaan psikologi kita. Semakin kuat keadaan pskikis kita maka semakin sulit kita mengalami pusing yang kedua. Bagaimanapun juga tidak ada masalah yang tidak dapat diselesaikan. Artinya ketika kita mampu memanage kemampuan otak kita agar berkerja secara optimal maka segala masalah-masalah yang dapat menimbulkan pusing dapat segera diselesaikan.

Keadaan justru akan terjadi sebaliknya. Karena ketika kita mampu keluar dari keadaan yang rumit menuju keadaan yang indah dan menyenangkan maka akan memunculkan semangat baru untuk segera menyambut tantangan berikutnya. Seperti ketika kita memenangkan sat pertandingan sepak bola maka semua pemain tidak akan sabar untuk segera memenangkan pertandingan berikutnya.

Yah, pusing memang suatu keadan yang sangat tidak menyenangkan. Tetapi lebih tidak menyenangkan lagi ketika kita tidak mampu mengelola keadaan itu dan segera keluar dari keadaan yang demikian. Semakin sering kita bisa keluar dari keadaan itu maka semakin mahir juga diri kita dalam mengelola keadaan psikis kita. Dan semakin mahir kita mengelola keadaan psikis kita maka semakin mudah pula kita keluar dari keadaan yang memusingkan.

Tugas Akhir

Sebagai seorang mahasiswa, penulis dibebani satu tugas sebagai syarat kelulusan yaitu membuat tugas akhir. Mengapa disebut tugas akhir? Memang sih, nggak ada yang mendefinisikan secara tertulis apakah tugas akhir itu tetapi setidaknya kita bisa mengetahui alasannya mengapa disebut “tugas akhir”? Yup betul, mungkin karena tugas itu harus diselesaikan jika seorang mahasiswa sudah menyelesaikan semua mata kuliah teori dan praktikum untuk mencapai kelulusan. Dilihat dari kedudukannya, tugas ini memang berada di akhir periode seorang disebut mahasiswa.

OK, ngomong-ngomong tentang tugas akhir maka sebenarnya kata “akhir” tidak bisa dipisahkan dengan kata “awal”. Setiap akhir dari sesuatu pasti akan segera diikuti oleh awal dari sesuatu. Artinya kita boleh bernafas lega sejenak menikmati kesuksesan mengakhiri satu babak kehidupan tetapi jangan terlalu lama berleha-leha menikmati kepuasan. Tugas selanjutnya yang mungkin lebih berat dari sebelumnya telah siap menunggu.

Kita ambil contoh “Tugas Akhir” yang telah disebutkan di atas. Maka awal sesuatu yang dimaksud adalah pencarian kerja dan setelah diterima bekerja pada suatu instansi (entah apakah itu, atau mungkin malah membuka usaha sendiri). Bukan hal yang mudah untuk saat ini memperoleh pekerjaan yang sesuai dengan keinginan kita. Artinya persiapan yang harus dilakukan sebelum ataupun sesudahnya pun harus dilaksanakan sebaik mungkin.

Dalam hidup ini apakah juga ada yang disebut dengan tugas akhir? Ehmmm…..mungkin sebutannya saja yang berbada tetapi sebenarnya sama. Pada dasarnya iman dan keyakinan kita memiliki tingkatan yang hanya Allah saja yang tahu. Jika kita ingin naik tingkat maka Allah akan memberikan suatu tugas berupa ujian atau apalah namanya. Jika kita berhasil menyelesaikannya maka kenaikan tingkat keungkinan besar kita dapatkan tetapi jika tidak maka hanya Allah yang tahu.

Yang ingin saya sampaikan di sini adalah bahwa ketika berada pada akhir dari suatu pekerjaan, entah itu pekerjaan penting ataupun kurang penting sudah sepantasnya kita melaksanakannya dengan seserius mungkin agar mendapatkan hasil yang memuaskan. Hal yang demikian akan memberikan suntikan semangat untuk melaksanakan tugas berikutnya yang mungkin lebih besar dan lebih berat.

Bukankah keberhasilan selalu memunculkan semangat sementara kegagalan akan memunculkan keputusasaan? (Tetapi hal ini jangan digeneralisir, karena ada juga orang yang jika gagal justru akan terpompa semangatnya untuk mencoba lagi sampai akhirnya berhasil). Dengan keberhasilan yang satu maka akan memudahkan kita untuk mencapai keberhasilan selanjutnya. Ibarat sumbu kembang api yang jika dibakar ujungnya maka akan terus menyala sampai meledak.

Bagi yang saat ini sedang mengerjakan “Tugas Akhir”, yuk kita kerjakan tugas akhir tersebut dengan penuh semangat dan dedikasi. InsyaAllah hasilnya akan lebih menyenangkan dan bermanfaat bagi semua orang. Minimal menyenangkan diri kita sendiri dan dosen pembimbing tentunya…ha…ha…ha…

YOSHHHH!!!!!

Sunday, October 26, 2008

Dinamis

Dinamis berarti sesuatu yang tidak sama pada beberapa rentang waktu. Ada perubahan yang terjadi selama periode waktu tertentu dan perubahan tersebut dapat bersifat tetap ataupun random. Kata dinamis selalu mengindikasikan pada sesuatu yang berbeda antara masa lalu dengan sekarang, antara sekarang dan masa yang akan dating.

Kehidupan manusia adalah salah satu contoh dari sekian banyak contoh yang memiliki sifat dinamis. Ia adalah suatu hal yang selalu berubah setiap saat, bahkan untuk rentang waktu limit mendekati nol pun, pasti ada perubahan yang terjadi. Ada beberapa orang yang senang dengan sifat kehidupan yang dinamis seperti itu karena dengan begitu berarti setiap saat adalah misteri yang sangat menantang untuk dipecahkan. Namun demikian, ada juga orang yang justru tidak suka dengan sifatnya yang selalu berubah. Hal ini karena ia terlalu takut untuk menghadapi sesuatu yang belum pasti hasilnya.

Sebenarnya ketidakpastian dalam kehidupan seharusnya membuat kita lebih berkembang. Lho, kok bisa demikian? Karena dengan demikian, kita selalu dituntut untuk berfikir dan bertindak dalam rangka mempersiapkan masa yang akan dating yang belum diketahui seperti apa rupanya. Allah SWT telah memberikan satu keuntungan kepada manusia daripada makhluk lainnya yaitu berupa keceerdasan otak yang mampu membedakan hal yang baik dan buruk, memperhitungkan masa depan dengan landasan peristiwa-peristiwa yang terjadi sekarang.
Sebagai makhluk yang cerdas, seharusnya kita tidak terlalu takut untuk menatap kehidupan yang selalu dinamis. Dengan kedinamisannya itu sebenarnya memberikan keuntungan kepada manusia dengan selalu memberikan surprise-surprise yang bisa membuat kita tertawa tetapi bisa juga membuat kita sedih. Hal seperti itulah yang membuat kita tidak merasa bosan menjalani hari-hari yang panjang nan melelahkan.

Hanya saja, kadang kita terlalu malas untuk menghadapi kedinamisan kehidupan itu. Kemalasan adalah musuh yang utama bagi kedinamisan. Bagaimana tidak? Sifat dinamis menuntut kita untuk selalu berfikir dan bertindak sesuatu yang berbeda setiap saat. Artinya, tidak ada waktu untuk hanya sekedar berleha-leha di tempat tidur ataupun di kursi malas. Sedikit saja kita lalai maka yang terjadi adalah penyesalan yang tidak akan dapat diulang kejadiannya.

Kemalasan yang dimaksud tentu berbeda dengan istirahat, sangat berbeda. Istirahat justru sangat diperlukan dan memang keharusan bagi kita untuk merefresh kembali otot-otot yang mungkin agak lelah. Dengan istirahat, kita memiliki energy baru yang siap digunakan kembali untuk berfikir dan bertindak.

Dengan adanya kedinamisan, maka seharusnya kita selalu selangkah lebih maju dari hari ke hari. Maka jika kita merasa tidak ada kemajuan, sepantasnya kita mengoreksi diri kita sendiri karena bisa jadi ada sesuatu yang salah dalam diri kita. Dan jika kita mau survive maka tidak ada jalan lain kecuali segera menemukan kesalahan itu dan memperbaikinya secepat yang kita bisa.
Selamat berjuang, Semangat!!!!!

Wednesday, October 22, 2008

Cinta yang Menyiksa

Cinta adalah anugrah yang Allah berikan kepada manusia untuk dirasakan dan dinikmati. Dengan cinta maka setiap manusia di dunia ini akan merasa nyaman dan hangat. Kesendirian yang tadinya bergelayut di dalam dada menjadi kebersamaan yang menggairahkan. Memunculkan semangat satu sama lain. Dengan cinta, kekuatan yang tadinya terpendam akan muncul bahkan melebihi kekuatan yang selama ini kita kira.

Tetapi tetap saja ada yang mengatakan bahwa “Love is a sweat torment,” atau dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai cinta adalah siksaan yang menyenangkan. Ya, di dalam cinta terdapat siksaan dimana siksaan tersebut berada dalam hati/perasaan. Seseorang yang sedang dirundung cinta memiliki dinamisasi perasaan yang sangat tinggi. Ketika sedang gembira mengingat dia, tiba-tiba saja berubah menjadi rasa sakit hati yang teramat sangat karena satu hal, begitu juga sebaliknya.

Berdasarkan pengalaman penulis sendiri, cinta itu membutuhkan manajemen yang baik agar terkelola. Apalagi jika cinta itu tertujukan kepada seorang akhwat. Ibarat menaklukkan dunia saja. permasalahannya sangat rumit dan komplek. Banyak hal yang harus dipertimbangkan sebelum berbicara atau bertindak. Jika tidak, bukannya hubungan yang baik yang akan terjadi justru sebaliknya rasa saling tersakitilah yang terjadi.

Memang, yang namanya cinta itu banyak sekali gangguannya. Tidak hanya rasa cemburu yang memang seringkali hinggap di hati seseorang yang sedang jatuh cinta tetapi juga sikap yang ditunjukkan oleh lawan jenis bisa memberikan dampak yang luar biasa bagi kondisi hati.

Wanita adalah makhluk yang paling susah dimengerti. Ia memiliki perangai yang sangat berbeda dengan pria. Kadang kelihatannya baik tetapi suatu ketika ia berubah menjadi galak dan liar. Kadang ia bisa bersikap sangat dewasa tetapi lain hari bisa bersikap seperti anak-anak. Kadang seolah-olah tidak suka padahal suka. Ia sangat pandai menyembunyikan setiap informasi yang ada di dalam hati maupun pikirannya. Penulis sendiri kadang bertanya, bagaimana mungkin ia bisa memendam perasaan dengan begitu rapatnya sehingga tak seorang pun bisa mengetahuinya?

Penulis yakin bahwa Allah telah menuliskan garis jodoh setiap insane manusia yang hidup di dunia ini. Yang harus dilakukan adalah bersikap wajar, lakukan kewajiban sehari-hari dengan hanya mengharap keridhoan-Nya, dan munculkan perasan ikhlas di detiap relung jiwa. Dengan bekal tersebut maka siksaan yang disebabkan oleh adanya cinta akan berubah menjadi keindahan yang luar biasa.

Tuesday, October 21, 2008

Buah Simalakama

Tak ada yang pernah melihat yang namanya buah simalakama. Tetapi saya yakin bahwa setiap orang tahu dan paham betul apa arti buah simalakama. Orang-orang mengatakan bahwa sangat tidak beruntung orang yang bertemu dengan buah simalakama. Jika dimakan maka ibunya meninggal tetapi jika tidak dimakan maka ayahnyalah yang akan meninggal.

Buah simalakama adalah sebuah analogi yang mengilstrasikan suatu keadaan dimana ada banyak pilihan yang harus kita pilih tetapi setiap pilihan tersebut memiliki resiko yang tidak bisa diremehkan begitu saja. bahkan resiko yang akan menghadang di setiap pilihan jauh lebih besar daripada manfaatnya. Atau bisa juga dikatakan bahwa apapun pilihan yang kita pilih, maka hanya kerugianlah yang akan ia dapatkan.

Pernahkah anda berada pada situasi yang demikian? Saya pernah. Suatu keadaan yang tak seorang pun akan menginginkannya. Banyak orang yang mengatakan bahwa tak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan. Permasalahannya bukan pada “masalah” yang sedang dihadapi tetapi lebih pada resiko yang harus ditanggung ketika kita sudah menentukan pilihan.

Cinta, adalah satu topic yang selalu memunculkan persoalan yang analoginya adalah buah simalakama. Satu contoh yang dapat saya berikan adalah ketika seorang ikhwah(sebutan untuk orang Islam yang taat beribadah dan patuh pada apa yang disyariatkan oleh Islam) dilanda cinta. Ketika materi dan jiwa belum siap untuk membina rumah tangga sementara cinta itu muncul begitu saja. Jika ia memilih untuk mengatakan cintanya maka jatuhlah wibawanya sebagai seorang ikhwah, kecuali jika ia langsung melamar tentunya. Tetapi jika ia tidak mengatakannya maka yang diperolehnya hanyalah sakit hati yang teramat sangat. Lebih sakit daripada teriris pisau sekalipun.

Apalagi jika sang ukhti(sebutan untuk seorang perempuan) tingkahnya aneh-aneh saja, semakin membuat ia kebingungan apa yang harus dilakukan. Kadang perempuan suka membuat perasaan laki-laki campur aduk ketika ia menyadari bahwa sang akhi jatuh cinta padanya. Tahu aja bahwa seorang akhi jika sudah jatuh cinta maka akan sangat sulit berpaling. Kadang rasa jengel dan gemes yang teramat sangat melanda sang akhi karena sang ukhti tidak juga memberikan tanda positif ataupun negataif kepadanya untuk menentukan tindakan selanjutnya.

Yang penting adalah bagaimana kita selalu percaya kepada Allah SWT, bahwa Dialah tempat mengeluh dan meminta pertolongan. insyaAllah, Dia akan membantu kita, memberikan petunjuk yang akan menjernihkan hati serta pikiran dari hal-hal yang akan mengurangi keimanan dan ketakwaan kita kepada Allah, Yang Maha Kuasa.

Monday, October 20, 2008

Ketika Rasa itu Datang

Banyak orang yang mengatakan bahwa perasaan suka adalah suatu anugrah yang harus kita syukuri. Sebuah perasaan yang harus kita nikmati keindahannya dan kita rasakan kehangatannya. Hanya sebuah rasa yang mampu memutarbalikkan segala sesuatu di dunia ini. Yang tadinya buruk bias menjadi baik, yang tadinya jelek menjadi indah, yang tadinya membosankan menjadi menyenangkan. Tetapi juga bias mengubah yang tadinya membahagiakan menjadi menyakitkan, yang tadinya nyaman menjadi tidak lagi nyaman.

Tetapi akan lain halnya ketika perasaan itu dating sementara kita belum siap akan segala macam resiko yang harus diambil. Yang kemudian terjadi adalah kebingungan dan kekhawatiran. Seperti anak ayam yang sedang kehilangan induknya, segala macam perilaku yang kita lakukan tidak jelas tujuannya. Ingin melangkah lebih jauh, masih takut akan permasalahan yang menghadang di depan. Tetapi jika mundur sekarang, rasa itu sudah terlalu dalam menusuk hati kita sehingga kemunduran sedikit saja akan memberikan rasa sakit luar biasa.

Lalu, apa yang harus dilakukan? Harus kita ingat bahwa kematian dan jodoh itu sudah diatur oleh Tuhan Yang Maha Kuasa. Seolah sudah ada catatan siapa yang akan menjadi pendamping kita untuk menhabiskan sisa kehidupan. Kepercayaan akan hal inilah yang harus diperkuat sehingga mau maju ataupun maju dalam merespons rasa yang dating menjadi pasti dan tidak canggung.
Satu kepercayaan yang juga harus kita pegang adalah bahwa tak akan lari gunung dikejar. Artinya jika rasa yang tiba-tiba dating tanpa diundang itu muncul dan jika memang dialah jodoh yang dituliskan dalam catatan bersamaan dengan kita maka apapun yang kita lakukan ia tidak akan lari ke mana-mana. Pertemuan itu akan diatur sendiri oleh Allah SWT untuk mengikat janji bersama.

Jadi, jangan terlalu memikirkan perasaan yang dating itu. Artinya, jangan terlalu berharap banyak tetapi kita boleh mengangan-angankan seandainya dia adalah calon pendamping hidup kita. Bukankah Allah sendiri pernah bilang bahwa segala sesuatu di dunia ini harus kita jalani dengan sewajarnya saja. jangan terlalu berlebihan tetapi juga jangan terlalu pelit.

Yuk, kita nikmati saja perasaan indah ini. Seandainya rasa cemburu dating maka tidak usah terlalu dipikirkan dalam-dalam. Emangnya siapa kita, sehingga rasa cemburu itu haris dipelihara? Kita harus lebih peduli pada apa yang Allah pikirkan tentang kita daripada apa yang orang lain pikirkan tentang kita. Biarkan saja dia berbuat sesuka hatinya, toh nggak ada hubungan yang istimewa dengan kita.
Jika ternyata dia memiliki perasaan yang sama dengan apa yang kita rasakan, apa yang harus dilakukan?

Sunday, October 19, 2008

Harmonis

Jika kita mendengar kata harmoni, maka yang terbayang di dalam pikiran kita adalah dua buah benda atau system yang saling mendukung kerjanya sehingga memunculkan sesuatu yang di luar normalnya. Sesuatu yang nikmat untuk didengar, enak untuk dilihat, dan nyaman untuk dirasakan. Suatu keadaan yang pasti setiap orang di dunia ini menginginkannya.

Di sini saya ingin berbicara mengenai keharmonisan dalam membina hubungan antara dua insane manusia. Bukan hal yang mudah untuk mewujudkannya karena pada dasarnya manusia diciptakan berbeda-beda sehingga selalu ada saja sesuatu yang membuat keharmonisan itu diwujudkan. Tetapi sesuatu yang sulit bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Selalu ada kemungkinan asalkan ada usaha dan doa.

Hal yang paling rumit adalah ketika kita bertemana dengan seseorang yang umurnya sebaya dan berlawanan jenis. Seperti kata pepatah jawa yang mengatakan bahwa “witing tresno jalaran saka kulino” atau jika kita artikan ke dalam bahasa Indonesia menjadi “Pohon cinta itu bias tumbuh dikarenakan sering bertemu alias bertatap muka.” Sayangnya rasa saying itu kadang harus dimulai dengan pertengkaran dan saling menyindir.

Sebenarnya, yang diinginkan dari salah satu atau keduanya adalah mencari perhatian yang lain. Keinginan yang terlalu besar tersebut membuat sebuah prinsip asal dapat perhatian maka cara apapun akan dilakukan. Dan cara yang paling mudah untuk mendapatkan perhatian seseorang adalah dengan menyiindir. Di sinilah ujian itu dimulai, apakah prose situ dapat segera dibalik menjadi suatu keharmonisan atau justru semakin buruk.

Banyak contoh yang membuktikan bahwa dengan awalan yang kurang harmonis bias menjadi suatu keharmonisan yang luar biasa. Perasaan saling pengertian yang muncul karena keduanya sudah saling tahu karakter masing-masing melalui proses sindiran sebelumnya. Permasalahan yang kemudian muncul adalah bagaimana caranya agar kejadian sindir-menyindir itu segera dibelokkan menjadi kesalingpengertian dan kesalingpahaman. Bukan hal yang mudah tentu saja. apalagi jika kedua insane manusia tersebut memiliki ego yang sama-sama tinggi sehingga tidak ada yang mau mengalah. Bukannya keharmonisan yang terjadi tetapi justru dari awalnya yang hanya saling menyindir menjadi lebih buruk lagi, saling menghina dan membenci. Akhirnya keduanyalah yang merasakan sakit.

Yuk, kita bangun keharmonisan di manapun kita berada!

Saturday, October 18, 2008

Bimbang

Pikiran manusia memiliki kekuatan yang luar biasa. Tetapi bukan berarti tidak memiliki kelemahan. Keluarbiasaan itu hanya dapat diperoleh setelah melalui pengalaman dan gemblengan yang tidak sebentar serta membutuhkan kesabaran yang luar biasa juga. Ketika dihadapkan pada suatu permasalahan kadang kita kurang sabar untuk terus berfikir demi menemukan penyelesaian sehingga yang terjadi adalah kebimbangan. Dan menurut pendapat saya pribadi, rasa bimbang tersebut jauh lebih menyiksa daripada permasalahan itu sendiri.

Permasalahan agama adalah permasalahan yang paling asasi. Tak seorang pun boleh mengutak-atiknya. Setiap orang berhak dan hak tersebut bersifat asasi atau mendasar untuk memilih salah satu agama yang ada di dunia ini. Hanya saja ketika seseorang sudah memilih salah satu agama apakah mematuhi aturan yang ada dalam agama tersebut masih bersifat hak atau sudah menjadi kewajiban?

Sebagai orang yang pernah belajar agama maka saya berpendapat bahwa mematuhi aturan suatu agama ketika kita sudah memilihnya bersifat wajib. Seperti ketika kita bertamu ke rumah orang lain berarti kita siap untuk mematuhi segala peraturannya, atau ketika kita memasuki salah satu universitas terkemuka maka secara tidak tertulis kita sudah mengikat kontrak untuk mematuhi peraturan-peraturan yang ada di sana.

Permasalahan yang kemudian muncul adalah ketika aturan yang ada di dalam agama agak berbeda dengan keinginan manusia. Kecenderungan keinginan manusia adalah bersenang-senang dan memperoleh kenikmatan tanpa mengalami kesusahan. Sementara agama mengajarkan agar kita menabung kebaikan agar setelah kehidupan ini berakhir kita mendapatkan kebahagiaan yang jauh lebih banyak dan jauh lebih lama.

Hanya orang-orang yang istiqomah mampu menyatukan antara aturan yang ada di dalam agama dengan keinginannya. Karena pada dasarnya manusia diciptakan oleh Tuhan yang Maha Esa sementara agama dimunculkan agar manusia tidak tersesat dalam menjalani kehidupannya. Seperti ketika seoran ilmuwan menciptakan suatu alat maka sudah pasti ia akan menerbitkan buku manual yang berisi cara-cara merawat alat tersebut agar awet dan selalu dapat beroperasi dengan baik.

Tentu saja bukan hal yang mudah untuk sampai ke sana. Sekali lagi butuh proses panjang nan melelahkan. Apalagi kadang pikiran kita terlalu pendek melihat permasalahan yang muncul sehingga solusi yang diambil pun bersifat jangka pendek.

Wednesday, October 15, 2008

Malu

Siapa yang tidak memiliki rasa malu? Pasti semua orang tidak ada yang mengangkat tangan. Malu adalah salah satu sifat dasar manusia yang membuatnya istimewa daripada makhluk hidup lainnya. Lihat saja makhluk hidup di sekitar kita yang bukan termasuk manusia maka akan kita dapatkan kenihilan rasa malu pada dirinya.

Rasa malu sendiri ada berbagai macam bentuk penampakannya. Ada yang malu karena disanjung, ada yang malu karena dihina, ada yang malu karena bagian dirinya yang seharusnya tidak terlihat ternyata dilhat orang, dan ada pula ada yang malu karena saling mencinta. Yang terakhir adalah yang ingin saya ulas pada tulisan ini.

Saya selalu berfikir mengapa orang yang sedang jatuh cinta, kebanyakan akan merasa malu jika bertemu dengan orang yang dicintainya apalagi berbicara, apalagi jika ditatap matanya, apalagi dipuji olehnya, dan apalagi-apalagi yang lainnya. Darimana sebenarnya rasa malu itu muncul? Sementara ini saya berpendapat bahwa rasa malu itu muncul karena kita ingin selalu tampil sempurna di depan sang kekasih. Sesuatu yang tidak sewajarnya bias membuat pujaan hatinya bertanya dan meragukannya.

Kebanyakan wanita memiliki rasa malu yang lebih tinggi daripada pria. Justru, pria akan sangat senang jika melihat gadis yang dicintainya bersikap malu-malu di depannya. Kalaupun tidak, ia akan berusaha agar sang gadis menunjukkan rasa malu di depannya. Caranya bias dengan macam-macam, missal dengan memujinya, dengan menyindirnya, atau dengan menatapnya langsung. Tetapi hal ini tidak berlaku bagi seorang gadis. Ia lebih suka diperlakukan daripada memperlakukan. Bagaimana bias ya?

Kadang seorang pria dapat mengetahui apakah cintanya bertepuk sebelah tangan atau tidak dengan membuat si gadis menunjukkan malunya. Jika si gadis merasa malu di depannya maka kemungkinan besar ada setitik harapan bagi si pria tadi. Kalo ternyata si gadis biasa-biasa saja maka ia harus bias menerima kenyatan itu. Meski sebenarnya hal itu tidak bias digeneralisir begitu saja. wanita lebih pandai menyembunyikan perasaannya daripada pria. Kadang kelihatannya cuek padahal sebenarnya ada rasa atau sebaliknya sepertinya iya padahal sebenarnya hanya untuk menghibur saja.

Bagaimana seorang pria dan wanita bias saling tahu isi hati masing-masing, seseungguhnya Allah telah menuliskannya. Manusia hanya perlu bersabar dan menunggu untuk mendapatkan wanita yang tepat sebagai pendamping hidupnya. Pendamping yang memang benar-benar mampu memberikan ketenangan dan kenyamanan bagi dirinya dalam menemukan cahaya Illahi.

Tuesday, October 14, 2008

Cinta

Banyak orang yang berbicara mengenai cinta. Satu kata yang dapat diterjemahkan ke dalam bentuk tulisan yang bahkan tebalnya bisa melebihi tebalnya buku Harry Potter. Ada banyak hal yang bisa diungkapkan perilhal cinta, dari yang paling manis untuk didengar dan dirasakan sampai sesuatu yang pahit sepahit brotowali. Ngomong-ngomong soal cinta penulis juga ingin mengungkapkan sedikit pendapat tentangnya berdasarkan literature yang pernah dibaca ataupun pengalaman penulis sendiri.

Cinta, datangnya tak ada yang menjemput. Ia datang dengan sendirinya. Meskipun demikian ada banyak hal yang bisa memicu datangnya cinta. Seperti pepatah jawa yang mengatakan bahwa “Witing tresno jalaran saka kulino.” Atau jika diucapkan dalam bahasa Indonesia menjadi “pohon cinta bisa tumbuh karena kebiasaan.” Kebisaan di sini bisa jadi karena sering bertemu, atau malah tinggal dalam satu rumah yang pastinya setiap hari bertemu.

Kadang cinta datang tidak langsung dalam bentuk perasaan suka, tetapi justru benci. Yang terjadi adalah adanya sikap untuk menjatuhkan lawan jenisnya supaya ia terlihat superior bagi dia. Saling mengejek satu sama lain, tetapi lama kelamaan di dalam hati muncul setitik benih cinta yang sedang menunggu datangnya waktu yang tepat untuk tumbuh menjalar. Keberadaan cinta dalam hati seseorang membuat ia selalu ingin mendapat perhatian dia, yang akan ia usahakan dengan segala cara. Termasuk dengan mengejek, menyindir, ataupun merayunya.

Yang paling sulit adalah menentukan saat yang tepat untuk mengatakan perasaan cinta itu sendiri. Seperti menunggu ayam bertelur saja, tak ada kepastian. Kadang orang merasa ragu apakah cintanya akan ditolak atau diterima. Apalagi yang dihadapi adalah seroang gadis religious yang tentunya memiliki batasan-batasan sendiri soal cinta. Salah melangkah sedikit saja bisa jadi patah hati. Penulis merasa bahwa perasaan seorang gadis itu sangat sensitive. Awalnya baik-baik saja, saling pengertian, saling mengagumi, tetapi pada suatu saat karena salah ngomong(mungkin hanya bercanda atau bergurau saja) si gadis langsung berubah seratus delapan puluh derajat.

Hanya orang yang sudah berpengalaman yang bisa menceritakan bagaimana sebenarnya perasaan seorang gadis, khususnya mengenai cinta. Kadang sikapnya seperti suka padahal sebenarnya tidak suka,tetapi kadang juga sikapnya seperti tidak suka padahal sebenarnya suka. Hal yang serumit itu tak akan selesai dibahas hanya dalam tulisan yang hanya segelintir lembar saja. Yang jelas ketika cinta itu datang, sambutlah ia dengan senyuman dan percayalah bahwa Allah sudah mengatur jodoh kita masing-masing. Jika ia memang jodoh yang sudah dpilihkan Allah untuk kita maka tak akan lari gunung dikejar. Masih banyak hal yang lebih penting daripada hanya memikirkan soal cinta.

Sunday, October 12, 2008

Psikologi

Diri seorang manusia terdiri dari dua hal yang tidak bias dipisahkan, yaitu sisi fisik dan sisi psikis. Keduanya bertindak seperti barang komplementer di mana keduanya saling melengkapi. Jika salah satu tidak ada maka yang lain tidak akan memiliki nilai guna. Ibarat pulpen dengan tintanya, motor dengan bensinnya, ataupun peralatan elektronik dengan listriknya.

Akibatnya keduanya memiliki hubungan yang bersifat linear. Artinya jika salah satu merasakan sesuatu maka bagian yang lain akan ikut merasakannya. Sebagai contoh ketika kita berada pada suasana yang hangat di suatu daerah, sebenarnya kulit kitalah yang merasakan kehangatan itu tetapi perasaan di dalam hati dan pikiran akan ikut merasa hangat dan nyaman. Sebaliknya ketika kita sedang lari marathon dan hamper finish, sebenarnya tenaga yang masih tersisa sangat sedikit untuk menyelesaikan lintasan tetapi begitu melihat kekasih kita ada di pinggir lintasan dan member semangat maka perasaan bahagia meluap-luap. Badan yang tadinya lemas pun menjadi segar kembali dan entah darimana, stamina yang tadinya loyo menjadi muncul bahkan melebihi kondisi normal.

Hal di atas adalah contoh yang mempunyai nilai positif kepada keduanya. Bagaimana jika yang dirasakan adalah sesuatu yang negative? Apakah bagian yang lainnya juga ikut merasakannya? Jawabannya adalah : YA. Kita tentu pernah mengalami yang namanya sakit, entah sakit biasa atupun sakit yang sudah agak parah. Apa yang terjadi? Tidak hanya badan yang menjadi lemas tetapi juga psikis kita. Bias dibuktikan dengan cara, saat kita sedang sakit cobalah untuk belajar atau berkonsentrasi. Pasti akan sangat sulit.

Tetapi menurut beberapa orang yang sudah melakukan penelitian, keadaan psikis lebih dominan pengaruhnya terhadap fisik daripada sebaliknya. Kadang, jika kita bias membangun kondisi psikis yang kuat dan berdaya tahan tinggi maka akan sangat kecil kemungkinan fisik terkena sesuatu yang negative. Maka dari itu, banyak dokter yang menganjurkan kepada pasiennya yang sedang sakit untuk selalu menjaga perasaannya supaya tetap senang, bahagia, dan selalu optimis bahwa dirinya akan mebuh. Kondisi yang demikian akan mempercepat proses penyembuhan si pasien.

Atau jika kita sedang sehat dan kondisi psikis kita selalu terjaga maka kemungkinan sakit akan sangat kecil. Mungkin kita bias mengevaluasi diri kita sendiri bahwa kebanyakan orang sakit karena didahului oleh penurunan kondisi psikis. Sedang ada maslah misalnya, diputu pacarnya, dipecat dari pekerjaannya, mendapat nilai buruk saat ujian, tidak lulus ujia, dan lain sebagainya.

Maka pada dasarnya jika kita bias mengontrol kondisi psikis selalu prima maka kondisi fisik akan berbanding lurus dengannya.

Thursday, October 9, 2008

Rasa Syukur

Banyak sekali kenikmatan yang kita rasakan sepanjang hari. Tak akan terhitung oleh bilangan, bahkan ketika kita tuliskan dengan tinta yang terbuat dari air laut maka sesungguhnya air laut akan habis sementara masih banyak kenikmatan yang belum tertulis. Saking banyaknya sehingga kadang kita tak sanggup mengingatnya lagi sehingga yang terjadi adalah kurangnya rasa syukur kita akan begitu banyaknya kenikmatan tersebut.

Bukan berarti bahwa kita harus mengingat satu per satu kenikmatan yang kita dapatkan, tetapi setidaknya kita menyadari beberapa dari sekian banyak tersebut dan selanjutnya mensyukurinya dengan minimal mengucap kata syukur kepada yang member kenikmatan. Akan lebih baik lagi jika kita mau menindaklanjutinya dengan memperbanyak berbuat kebaikan. Allah menciptakan manusia untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, tak terbatas pada jenis kelamin, spesies, makhluk hidup ataupun mati, bahkan kepada sesuatu yang kita benci pun Allah menyuruh kita untuk berbuat baik kepadanya.

Ketika kita mampu mewujudkan rasa syukur tersebut ke dalam realitas bermasyarakat maka sesungguhnya Allah akan semakin memperbanyak kenikmatan yang kita dapatkan. Tetapi menurut pendapat saya, sebenarnya bukan menambah karena pada dasarnya kenikmatan itu sudah kita terima. Allah memberikan pemahaman kepada kita bahwa sesuatu hal yang tadinya terasa pahit menjadi begitu manis dan menyenangkan.

Seperti ketika kita mendapatkan suatu hadiah dari seseorang. Jika kita kurang bersyukur maka hadiah itu akan terasa biasa-biasa saja. tetapi ketika kita adalah orang yang pandai bersyukur maka hadiah itu akan terasa sangat indah dan menggembirakan. Entah bagaimana caranya sehingga Allah mengubah sudut pandang kita dari buruk menjadi baik, dari pahit menjadi manis, dan dari kesusahan menjadi kesenangan.

Banyak orang yang berfikir bahwa bersyukur atau tidak bersyukur itu hasilnya akan sama saja. kelihatannya memang begitu tetapi sesungguhnya tidak. Allah memiliki caranya sendiri dalam bekerja. Tak seorang pun mampu merumuskan algoritmanya. Yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang sulit menjadi mudah dan yang keras seperti batu menjadi lembut seperti kapas. Yang jelas semakin banyak kita bersyukur maka semakin banyak pula kenikmatan yang kita rasakan dan berlaku juga sebaliknya.

Yuk, kita bersyukur terhadap apapun kenikmatan yang kita dapatkan, sekecil apapun kenikmatan itu karena bagaimanapun juga dari yang kecil itu bias menjadi besar.

Sunday, October 5, 2008

Perasaan

Pernahkah kita berfikir bahwa perasaan yang ada dalam diri kita memiliki sensitifitas yang sangat tinggi. Sedikit saja stimulus dating dari luar maka ia akan langsung memberikan respon, entah itu berupa respons yang positif maupun respons yang negative. Keduanya keluar kadang tanpa kemauan kita. Akhirnya yang terjadi adalah sesuatu hal yang berjalan di luar kendali kita sendiri.

Tak ada yang bias disalahkan ketika perasaan tiba-tiba menjadi tidak menyenangkan. Karena memang perasaan itu sendiri berada di dalam tubuh kita, entah di bagian sudut yang mana. Penyebab berubahnya perasaan beraneka ragam, bahkan kadang hanya dengan sesuatu yang sangat kecil pun sebenarnya bias menimbulkan gejolak perasaan yang tak terkontrol. Kecuali untuk orang-orang tertentu yang sudah bias mengontrol tubuhnya dengan sempurna.

Kebanyakan perasaan menjadi tidak menyenangkan karena pengaruh dari luar. Misalnya kita baru saja mendapatkan kabar bahwa nilai ujian kita kurang bagus, maka bias jadi muncul perasaan yang tidak mengenakkan. Atau contoh yang lain misalnya kita melihat orang yang sangat kita cintai sedang berbicara dengan lawan jenis selain kita dan sebaya lagi, muncullah rasa cemburu yang merupakan salah satu bentuk perasaan yang tidak menyenangkan.

Sebenarnya kita bias melatih diri untuk dapat mengendalikan perasaan kita sendiri. Harapannya rasa cemburu yang berlebihan, kekhawatiran yang berlebihan, dan kemarahan yang berlebihan dapat ditekan. Bukan dihilangkan tetapi sekedar dikurangi kerana bagaimanapun juga kita masih membutuhkan perasaan-perasaan tersebut untuk mempertahankan sisi kemanusiaan kita. Semakin kita mampu untuk mengendalikan perasaan maka semakin baik pula kita memberikan respons positif terhadapnya.

Butuh proses yang lama dan melelahkan agar kita berada pada level pengenadlian perasaan yang tinggi. Terbukti banyak orang yang menyerah di tengah jalan dengan membiarkan saja segala macam perasaan berlebihan tersebut menggerogoti hatinya. Yang terjadi adalah semakin hilangnya rasa kemanusiaan dalam diri orang tersebut.

Sesuatu yang sulit bukan berarti tidak mungkin dilakukan. Dengan usaha yang keras dan kesabaran maka sesuatu yang tidak mungkin menjadi mungkin, sesuatu yang di luar logika manusia dapat diwujudkan ke dalam dunia nyata, dan sesuatu yang mustahil dilakukan menjadi sesuatu yang mudah dilakukan.