Mati Listrik
Saat ini listrik tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Hamper setiap peralatan yang digunakan manusia untuk mempermudah urusannya membutuhkan tenaga listrik. Ambil saja contoh, memasak, mencuci, membaca, mengetik, dan lain sebagainya. Semuanya membutuhkan listrik. Sehingga mungkin saat ini listrik bisa dikategorikan sebagai kebutuhan tingkat pertama atau primer.
Sebegitu pentingnya listrik sehingga ketika suatu saat listrik mati, karena suatu hal, maka segala urusan yang tadinya gampang menjadi begitu rumit. Apalagi listrik mati pada malam hari. Suasana menjadi sangat tidak menyenangkan, gelap, pengap, mau melakukan kegiatan juga menjadi malas. Apalagi untuk saat ini, mati listrik lebih sering terjadi karena adanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN.
Sebenarnya kita bisa memanage diri kita sendiri supaya ketika terjadi mati listrik, suasana tetap menyenangkan dan nyaman. Kadang saya berfikir bahwa mati listrik adalah cara Allah untuk mengingatkan kita supaya selalu mengingat alam yang sebenarnya. Alam yang masih asli belum terjamah campur tangan manusia. Bukankah ketika mati listrik, bintang-bintang di langit kelihatan lebih jelas dan indah. Suasana yang terbangun juga lebih hening dan khusu’. Dengan demikian kita akan lebih bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas nikmat yang diberikan kepada kita.
Masih ingat kata-kata bapak saya ketika suatu saat mati listrik di rumah. Beliau mengatakan,”Dulu aja nggak pake listrik bisa hidup dan nyaman-nyaman saja kok, mengapa sekarang ketika mati litsrik harus ribut?” Memang ada benarnya juga sih. Yang jelas kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghidupkan listrik yang mati karena hal itu sudah menjadi tanggung jawab PLN. Kita hanya bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita sendiri khususnya dan untuk orang-orang di sekitar kita pada umumnya. Daripada cuman menggerutu dan mengumpat. Atau jika tidak bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat lebih baik tidur.
Sebagai manusia yang memiliki akal, tentu kita harus bisa menyesuaikan diri dengan berbagai macam keadaan yang akan selalu berubah. Dengan keadaan yang tanpa listrik pun seharusnya kita bisa menyesuaikan diri meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa dengan keadaan tersebut mau tidak mau pasti produktivitas kita akan menurun. Nha, seberapa besar penurunan tersebut sangat tergantung pada diri kita sendiri. Bukankah segala hal yang ada di dalam diri kita merupakan kuasa kita sendiri untuk mengaturnya?
Sebaik-baik orang adalah yang tidak hanya bisa menyalahkan ketika berada pada suatu keadaan yang kurang mendudukung. Mengapa kita harus menggerutu, menghakimi, menghina, dan memaki pihak lain sementara belum tentu ia yang bersalah. Bagaimanapun juga mati listrik tidak bisa kita hindari dari kehidupan kita. Ia adalah ciptaan manusia yang pasti ada kekurangan dan kelemahan yang harus kita maklumi.
Sebegitu pentingnya listrik sehingga ketika suatu saat listrik mati, karena suatu hal, maka segala urusan yang tadinya gampang menjadi begitu rumit. Apalagi listrik mati pada malam hari. Suasana menjadi sangat tidak menyenangkan, gelap, pengap, mau melakukan kegiatan juga menjadi malas. Apalagi untuk saat ini, mati listrik lebih sering terjadi karena adanya pemadaman bergilir yang dilakukan oleh PLN.
Sebenarnya kita bisa memanage diri kita sendiri supaya ketika terjadi mati listrik, suasana tetap menyenangkan dan nyaman. Kadang saya berfikir bahwa mati listrik adalah cara Allah untuk mengingatkan kita supaya selalu mengingat alam yang sebenarnya. Alam yang masih asli belum terjamah campur tangan manusia. Bukankah ketika mati listrik, bintang-bintang di langit kelihatan lebih jelas dan indah. Suasana yang terbangun juga lebih hening dan khusu’. Dengan demikian kita akan lebih bersyukur kepada Yang Maha Kuasa atas nikmat yang diberikan kepada kita.
Masih ingat kata-kata bapak saya ketika suatu saat mati listrik di rumah. Beliau mengatakan,”Dulu aja nggak pake listrik bisa hidup dan nyaman-nyaman saja kok, mengapa sekarang ketika mati litsrik harus ribut?” Memang ada benarnya juga sih. Yang jelas kita tidak bisa melakukan apa-apa untuk menghidupkan listrik yang mati karena hal itu sudah menjadi tanggung jawab PLN. Kita hanya bisa memanfaatkan waktu yang ada untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat untuk diri kita sendiri khususnya dan untuk orang-orang di sekitar kita pada umumnya. Daripada cuman menggerutu dan mengumpat. Atau jika tidak bisa melakukan sesuatu yang bermanfaat lebih baik tidur.
Sebagai manusia yang memiliki akal, tentu kita harus bisa menyesuaikan diri dengan berbagai macam keadaan yang akan selalu berubah. Dengan keadaan yang tanpa listrik pun seharusnya kita bisa menyesuaikan diri meskipun tidak bisa dipungkiri bahwa dengan keadaan tersebut mau tidak mau pasti produktivitas kita akan menurun. Nha, seberapa besar penurunan tersebut sangat tergantung pada diri kita sendiri. Bukankah segala hal yang ada di dalam diri kita merupakan kuasa kita sendiri untuk mengaturnya?
Sebaik-baik orang adalah yang tidak hanya bisa menyalahkan ketika berada pada suatu keadaan yang kurang mendudukung. Mengapa kita harus menggerutu, menghakimi, menghina, dan memaki pihak lain sementara belum tentu ia yang bersalah. Bagaimanapun juga mati listrik tidak bisa kita hindari dari kehidupan kita. Ia adalah ciptaan manusia yang pasti ada kekurangan dan kelemahan yang harus kita maklumi.
No comments:
Post a Comment