/* salju turun */ adnan: September 2008

Friday, September 26, 2008

Kenangan

Masa lalu adalah kenangan yang bias kita jadikan pelajaran demi memperbaiki perilaku di masa sekarang dan merencanakan penyempurnaan di masa depan. Banyak hal yang bias dikandung di dalam kenangan. Ada yang manis tetapi ada juga yang pahit. Semua itu menjadi sayur lodeh yang rasanya jauh lebih nikmat daripada hanya sekedar rasa manis dan pahit.

Kenangan yang manis seharusnyalah menjadi bahan pemikiran tersendiri bahwa Allah masih memberikan kasih sayangnya kepada kita. Mengingat hal-hal yang terasa manis di masa lalu membuat kita bertambah semangat dan termotivasi untuk berbuat lebih daripada itu. Mengingatnya membuat setiap sel-sel di dalam tubuh kita seolah terpompa dan menghasilkan energy-energi penggerak lebih agresif dan bertenaga.

Sementara itu, kanangan yang pahit memberikan suatu peringatan kepada kita bahwa masih banyak tugas-tugas kita di dunia ini yang diemban. Bahwa waktu yang hanya 24 jam sehari ini harus bias dimanfaatkan seefektif mungkin untuk melaksanakan amanah tersebut. Kenangan yang tidak menyenangkan menyadarkan kepada kita bahwa di dunia ini tidak ada yang abadi. Selalu ada pertukaran yang berkebalikan antara dua hal.

Masing-masing kenangan tentu memiliki porsi tersendiri untuk selalu direnungkan. Terlalu banyak mengenang kurang baik karena sebanyak apapun kita mengingat, masa lalu tetaplah masa lalu yang tidak dapat kita ubah kondisinya. Sementara tidak mengingat kenangan di masa lalu juga rasanya kurang baik, terkesan sombong dan tidak sadar diri akan kelemahan kita. Jika kita sedang mengalami kesulitan di masa sekarang, bolehlah kita membayangkan kesenangan di masa lalu atau sebaliknya jika kita sedang mengalami kebahagiaan maka supaya tidak berlebihan dan berpesta pora maka ada baiknya kita mengingat kesusahan yang dialami di masa lalu tanpa mengurangi kebahagian yang kita rasakan sekarang.

Kesempurnaan hidup tak akan pernah kita dapatkan meski kita berusaha dengan sekuat tenaga, apalagi jika kita tidak berusaha sama sekali. Kenangan di masa lal, baik manis ataupun pahit, akan selalu memberikan pelajaran gratis kepada kita untuk selalu menyempurnakan sisi-sisi kehidupan dalam diri kita yang selalu saja ada cacatnya. Bukankah Allah tidak akan mengubah keadaan seseorang kecuali orang itu mau berusaha dengan sekuat tenaganya sendiri untuk mengubahnya.

Sunday, September 7, 2008

Sakit Tenggorokan

Takdir seorang manusi yang telah dilahirkan di dunia ini adalah dapat berbicara. Memang ada beberapa orang yang tidak diberi keistimewaan tersebut tetapi tetap saja pada dasarnya ia dapat berbicara. Dengan berbicara, manusia dapat mengutarakan banyak hal, menyelesaikan banyak masalah dan menemukan hal- hal baru. Apa jadinya jika seorang manusia tidak dapat berbicara?

Satu pertanyaan bodoh yang kadang diabaikan oleh sebagian besar orang. Tak banyak yang berfikir apa kira-kira jawaban dari pertanyaan tersebut. Seandainya kita mau untuk sekedar merenung demi menemukan jawabannya maka kita akan menemukan begitu banyak nikmat yang terkandung di sana. Bagaimana kita dapat memahami filosofi ini? Ada banyak cara yang bisa ditempuh oleh seseorang.

Kadang kita justru dapat merasakan manfaat seseuatu hal ketika kita merasakan kehilangan sesuatu tersebut atau setidaknya menjauh darinya. Ketika kita tidak dapat berbicara dengan lancer maka kita akan mampu menyelami sisi-sisi lain kemampuan berbicara manusia. Betapa tidak enaknya tidak dapat berbicara, atau katakanlah hanya sekedar gangguan tenggorokan sehingga membuat kita merasakan sakit luar biasa ketika mengeluarkan suara.

Sebenarnya bukan penyakit yang istimewa atau membahayakan tetapi Allah selalu memberikan hikmah di setiap kesusahan yang diberikan kepada manusia. Ada makna lain ketimbang hanya sekedar merasakan perih di tenggorokan, lebih menyakitkan lagi karena penyakit itu membuat kita susah berbicara dan yakinlah bahwa kesulitan kita dalam berkomunikasi dengan orang lain jauh lebih menyakitkan daripada rasa sakit itu sendiri.

Ketika ingin bercanda, suara yang susah dikeluarkan membuat canda yang seharusnya mengundang gelak tawa menjadi sesuatu yang garing dan memalukan bagi yang mengeluarkannya. Ketika kita ingin berdiskusi dengan orang lain untuk menyelesaikan masalah menjadi hal yang tidak menyenangkan karena diskusi berjalan dengan alot dan berbagai hal yang bisa kita keluarkan menjadi tertambat.

Tak ada masalah tanpa penyelesaian. Bukankah segala macam hal di dunia ini pasti ada akhirnya? Pertanyaan selanjutnya adalah sampai kapan penderitaan itu akan berakhir? Sanggupkah kita menahan selama itu untuk mencapai pintu terang jauh di depan sana? Dan apakah proses yang dialami selama gangguan bicara ini bisa sebanding dengan keadaan normal? Tak ada yang tahu kecuali Allah Yang Maha Mengetahui.

Thursday, September 4, 2008

Putus Asa

Situasi yang dihadapi seseorang selalu berubah setiap saat, kadang menyenangkan kadang biasa-biasa saja, tetapi kadang mnyebalkan. Kondisi yang demikian menuntut kita untuk bias mempersiapkan diri menghadapi situasi apapun yang bahkan di luar perkiraan kita. Tanpa perispan yang matang maka keadaan justrus akan semakin buruk dan akan semakin susah dicari penyelesaiannya.

Salah satu dampak yang terjadi seandainya kita tidak mempersiapkan diri dengan baik menghadapi keadaan yang sangat buruk adalah munculnya rasa putus asa. Rasa di mana semuanya menjadi begitu abstrak untuk dibayangkan, menjadi begitu sulit dilogika. Dampak selanjutnya adalah munculnya keengganan untuk melakukan tindakan penyelesaian. Kalaupun tindakan itu dapat diilakukan, proses yang terjadi menjadi tidak efektif dan efisien.

Banyak poster dan leaflet ataupun spanduk yang bertuliskan “Jangan Putus Asa”, yang tujuannya adalah memotivasi pembacanya agar tidak memunculkan perasaan itu. Seperti kata pepatah yang mengatakan bahwa keadaan manusia itu seperti roda yang berputar, kadang ia berada di atas(yang berarti sedang mengalami kesenangan) tetapi setelah itu akan selalu berganti posisi menjadi di bawah(yang berarti sedang mengalalami kesusahan).

Tingkat kesusahan yang kita alami akan sangat menentukan proses belajar yang kita lakukan. Semakin kita bias bertahan dan bangkit lagi terhadap kesusahan maka sebanyak itu pula peningkatan kemampuan dan ketabahan yang ada dalam diri kita. Kecuali kita putus asa dan menyenyerah maka segala kesusahan akan selalu mendatangkan hikmah yang nantinya bias dijadikan batu pijakan untuk mendapatkan kesenangan di waktu mendatang.

Rasa putus asa hanya akan mendatangkan kesusahan yang semakin besar. Karena dengan putus asa berarti kita tidak melakukan apapun. Tidak melakukan apapun berarti tidak ada penyelesaian. Sementara permasalahan memiliki sifat yang semakin memburuk seandainya dibiarkan. Maka dari itu jika kita ada masalah yang menghadang, semakin cepat kita menyelesaikannya semakin mudahlah caranya. Penundaan hanya akan menimbulkan penundaan selanjutnya.

Semangat adalah modal utama agar putus asa tidak menggerogoti setiap dinding hati dan pikiran kita. Yuk, kita semangat. Tak ada permasalahan yang tidak ada penyelesaiannya. Yang harus kita lakukan hanyalah melakukan apapun yang bias kita lakukan sesuai dengan kemampuan, selanjutnya biar yang ada di atas memutuskan.

Tuesday, September 2, 2008

Membaca

Pertama kali nabi Muhammad saw menerima wahyu, yang diberikan adalah perintah untuk membaca dengan kalimat perintah,”Bacalah!” sebuah kalimat yang singkat tetapi mengandung makna yang sangat dalam. Di sana terkandung juga perintah untuk selalu menuntut ilmu karena pada dasarnya, membaca adalah sebuah proses untuk mendapatkan ilmu.

Yang menjadi pertanyaan bagi saya sendiri adalah apakah perintah membaca itu berlaku untuk semua jenis pekerjaan membaca? Seperti contohnya membaca pikiran orang lain. Maksud saya mengamati oarng lain kemudia berusaha menterjemahkan setiap olah tubuhnya sehingga dapat kita mengerti apa sedang ada di dalam pikirannya. Ilmu psikologi mungkin sedikit banyak sudah mempelajari bagaimana membaca perilaku orang lain untuk mengetahui pikiran.

Pertanyaan selanjutnya adalah apakah hal tersebut tidak mengganggu privasi orang yang sedang baca perilakunya? Memang, kadang kita dituntut untuk dapat membaca pikiran orang lain karena ia tidak mau mengatakan secara langsung ide yang ada di dalam pikirannya. Saya piker, untuk hal yang semacam ini diperbolehkan. Atau misalnya ketika kita mempunyai seorang anak kecil yang notabene masih belum mampu mengutarakan keinginannya melalui kalimat verbal. Yang ia lakukan hanya bias menangis, menangis, dan menangis ketika keinginannya tidak terpenuhi.

Selain daripada itu tentu ada batas-batas tertentu dalam hal menterjemahkan pikiran orang lain. Karena siapa tahu ia memang tidak ingin diketahui pikiran ataupun perasaannya sehingga jika kita memaksakan diri maka yang terjadi adalah saling marah dan saling benci. Nha, artinya kita sendiri dituntut untuk dapat menganalisa mana yang menjadi hak umum untuk diketahui dan mana yang menjadi restricted are bagi seseorang.

Rasa saling pengertian akan memberikan kenyamanan bagi dua atau lebih insane manusia dalam menjalin hubungan yang harmonis. Tahu batas-batas yang tidak boleh dilewati dan tahu batas-batas yang harus dilewati. Membaca pikiran orang lain bukanlah hal yang tidak baik. Hanya saja ada saat-saat di mana kita harus bias mengerti posisi seseorang saat itu. Dengan berbekal kemampuan untuk menterjemahkan perilaku orang maka kita akan semakin tahu apa yang harus kita lakukan untuk membantu orang tersebut. Entah itu teman, orang tua, saudara, dan lain sebagainya.

Monday, September 1, 2008

Cemburu

Manusia diciptakan dengan beraneka ragam perbedaan, salah satunya adalah masalah jenis kelamin. Ada yang berjenis kelamin laki-laki dan ada juga yang berjenis kelamin perempuan. Tentu mereka diciptakan seperti itu agar bisa saling melengkapi, saling mengontrol, dan saling membantu agar kehidupan yang dijalani tidak sesulit yang ada dalam pikiran.

Keberbedaan tersebut membuat mereka saling mengalami ketertarikan. Suatu perasaan yang membuat ia mampu melakukan apa saja yang kadang tak dapat diterima oleh logika. Ketertarikan tersebut yang membuat manusia dapat meninggalkan keinginan pribadinya dan lebih mementingkan orang lain.

Hanya saja, ketertarikan itu juga memunculkan perasaan lain yang bertolak belakang dengannya. Kata yang tepat adalah cemburu. Apa sih definisi cemburu? Saya sendiri kurang paham mengenai definisinya tetapi perasaan itu jelas sangat tidak menyenangkan. Lebih tidak menyenangkan daripada luka fisik maupun luka-luka lainnya. Perasaan tidak menyenangkan itulah yang mempunyai efek berkebalikan dengan perasaan yang telah disebutkan sebelumnya.

Di dunia ini memang selalu ada hal-hal yang bertentangan. Seperti jika ada putih maka pasti ada hitam, jika ada baik pasti ada jahat, jika ada depan maka pasti ada belakang, dan jika ada atas pasti ada bawah dan masih banyak hal yang lainnya. Sesuatu yang selalu berkebalikan itu sebenarnya bukan hal yang membahayakan tetapi jika tidak disikapi dengan baik maka akan menghasilkan sesuatu yang sangat buruk.

Diantara sekian banyak permasalahan perasaan, kecemburuan adalah masalah perasaan yang sangat menyiksa. Sehubungan dengan relasi yang dibangun dengan seseorang, kadang rasa cemburu harus ditandingkan dengan perasaan setia pada sahabat. Persahabatan, pertemanan, dan kekompakan yang sudah terbangun sangat lama tentu akan memberikan rasa sakit yang luar biasa ketika perasaan cemburu terhadap mereka muncul.

Tak ada yang bisa disalahkan. Kita hanya bisa berusaha bagaimana cara mengleola hati dan perasaan agar rasa cemburu tersebut tidak menggerogoti semua sel-sel di dalam hati kita. Yuk, kita tingkatkan empati terhadap sesama untuk meredam rasa cemburu.