/* salju turun */ adnan: March 2008

Monday, March 3, 2008

Rencana

Segala sesuatu di dunia ini membutuhkan rencana(kecuali untuk beberapa hal). Suatu proses untuk mendapatkan hasil yang diharapkan, semacam kegiatan yang dilakukan step by step untuk mempersiapkan target akhir yang lebih besar. Semakin baik seseorang dalam merencanakan sesuatu maka semakin besar pula peluang tercapainya tujuan yang diharapkan. Dengan demikian perencanaan sangat erat kaitannya dengan pencapaian target.

Tidak semua orang dapat membuat perencaan dengan baik. Suatu proses yang panjang dibutuhkan untuk mencapai masa di mana ia dapat merencanakan sesuatu dan dapat merealisasikannya tepat tanpa ada celah. Suatu proses yang membutuhkan kesabaran dan tekad yang kuat. Dan sayangnya tak semua dapat melewati masa-masa seperti itu.

Kita tidak tahu apa yang akan terjadi di masa yang akan datang. Perencanan dibuat agar kita dapat sedikit banyak melihat apa yang akan terjadi di masa depan, tentu saja bukan kepastian yang kita peroleh tetapi setidaknya ada gambaran kasar yang diperoleh berdasarkan tindakan yang dilakukan saat ini. Seperti seseorang pernah bilang “Masa depan suatu bangsa dapat dilihat dari kondisi pemudanya saat ini.” Ini menandakan bahwa masa depan dapat kita tentukan garis besarnya dengan perencanaan.

Sebaik apapun perencaan, akhirnya Allah juga yang menentukan hasil akhirnya. Bukannya tidak pernah terjadi, suatu kegiatan yang sudah dirancang dengan begitu matangnya tetapi akhirnya gagal berantakan karena Allah menentukan lain. Melihat kondisi ini bukan berarti membuat kita putus asa untuk menyerah dengan tidak membuat rencana hidup kita tetapi justru memicu motivasi kita untuk semakin giat belajar menggali pengalaman bagaimana membuat perencanaan yang lebih matang lagi. Karena sesuatu yang direncanakan saja bisa mengalami kegagalan apalagi sesuatu yang tidak direncanakan? Tentu hasilnya akan lebih buruk lagi.

Semakin luas wawasan kita terhadap ilmu, maka semakin baik pula kita membuat rencana. Semakin banyak pengalaman yang kita dapat, semakin baik pula perencanaan yang dapat kita buat. Seperti kata pepatah “Pengalaman adalah guru yang terbaik.” Kalo boleh menambahkan, maka pepatah itu akan saya tambahi menjadi “Pengalaman buruk adalah guru yang terbaik.” Karena dari keburukan kita dapat melihat sisi baiknya dengan cara berusaha meniadakan keburukan yang sudah kita ketahui. Sementara dalam keberhasilan, sangat sukar kita melihat cacat/keburukannya.

Yang harus kita lakukan adalah bersabar dan pantang menyerah serta selalu mengevaluasi setiap pencapaian yang kita peroleh. Jangan sampai kegagalan ataupun keberhasilan hanya menjadi angin lalu saja, yang terbang sesaat melewati kita lalu pergi jauh entah ke mana. Setiap segala sesuatu pasti membutuhkan pengorbanan, apakah kita mau membayar pengrobanan itu untuk keberhasilan kita atau tidak ?

Sunday, March 2, 2008

Keraguan dan Penyesalan

Suatu kita kita dihadapkan pada suatu permasalahan yang butuh pertimbangan matang untuk mencari penyelsaiannya. Suatu masalah yang memberikan kita dua pilihan untuk mengambilnya atau menolaknya. Dengan pengetahuan yang terbatas, yang kemudian muncul adalah keraguan dan kesulitan untuk mengambil keputusan yang tepat. Hal lain yang mengikuti adalah kekhawatiran akan keputusan yang akan diambil, dengan selalu datangnya pertanyaan “Akankah ada masalah yang muncul jika aku mengambil keputusan ini?”

Banyak hal yang bisa memunculkan suatu keraguan. Pada dasarnya setiap hambatan dan masalah yang datang menghadang selalu memunculkan keraguan bagi yang didatanginya. Hanya saja yang membedakan adalah kapasitas dari keraguan tersebut dan durasinya. Ada yang keraguannya sangat besar dan dalam waktu yang cukup lama, ini adalah yang terburuk. Sedangkan yang terbaik adalah keraguan dengan kapasitas yang kecil dan dalam waktu yang tidak begitu lama.


Aku berpendapat bahwa keraguan dapat digunakan sebagai alat ukur kedewasaan. Anak kecil biasanya justru jarang mengalami keraguan karena ia belum bisa berfikir secara baik. Yang paling sering mengalami keraguan adalah perpindahan dari masa anak-anak ke kedewasaan atau disebut juga masa remaja. Di mana masa itu merupakan masa peralihan atau masa percobaan untuk mengasah kemampuan berfikir seseorang. Orang yang sudah dewasa jarang mengalami keraguan karena ia sudah memiliki kepribadian yang matang dan pengalaman yang cukup untuk mengambil keputusan. Hanya saja yang perlu dibedakan adalah bahwa kedewasaan tidak memiliki hubungan yang significant dengan besarnya umur. Belum tentu orang yang umurnya lebih banyak memiliki kedewasaan yang lebih daripada orang yang umurnya lebih sedikit.


Berdasarkan pengalam yang saya alami, keraguan itu sangat dekat dengan kegagalan dan kegagalan itu sangat dekat dengan penyesalan. Keputusan yang diambil atas dasar keraguan biasanya memiliki dua kriteria, yaitu :

  • Keputusan yang diambil salah. Seperti jika ada dua jalan di depan dan ia ragu-ragu untuk memutuskan bahkan sampai akhirnya ia mengambil keputusan pun ia masih ragu akan keputusan yang telah diambil maka bisa jadi ia tidak akan sampai di tempat tujuan. Dan pasti yang muncul kemudian adalah penyesalan dan kekecewaan.
  • Keputusan yang diambil benar tetapi sudah terlambat. Keraguan biasanya memunculkan penundaan. Sementara penundaan selalu berakibat penundaan selanjutnya, hingga akhirnya sampai pada batasnya. Ia pun memutuskan dengan segala macam resiko, dan ia mengambil keputusan yang benar, sayangnya sudah terlambat. Seperti seorang pria yang mencintai seorang wanita. Selama ini ia ragu apakah ia harus mengatakannya atau tidak. Ketika ia yakin untuk mengatakannya dan sudah di depan rumahnya ia pun dengan lantang mengungkapkan cintanya. Sayang, hal itu sudah terlambat karena si wanita sudah mempunyai kekasih yang lebih dulu menyatakan cinta padanya. Penyesalan jugalah yang datang menghampirinya

  • Ada juga yang sangat beruntung dengan keraguannya ia mengambil keputusan yang benar dan dalam waktu yang tepat. Hanya saja prosentasenya sangat kecil, lebih kecil daripada bilangan terkecil yang pernah kita pikirkan(wah, hiperbolis banget....!!!).


Maka, dari itu berusahalah untuk menjauhi yang namanya keraguan........

Keraguan dan Penyesalan

Suatu kita kita dihadapkan pada suatu permasalahan yang butuh pertimbangan matang untuk mencari penyelsaiannya. Suatu masalah yang memberikan kita dua pilihan untuk mengambilnya atau menolaknya. Dengan pengetahuan yang terbatas, yang kemudian muncul adalah keraguan dan kesulitan untuk mengambil keputusan yang tepat. Hal lain yang mengikuti adalah kekhawatiran akan keputusan yang akan diambil, dengan selalu datangnya pertanyaan “Akankah ada masalah yang muncul jika aku mengambil keputusan ini?”

Banyak hal yang bisa memunculkan suatu keraguan. Pada dasarnya setiap hambatan dan masalah yang datang menghadang selalu memunculkan keraguan bagi yang didatanginya. Hanya saja yang membedakan adalah kapasitas dari keraguan tersebut dan durasinya. Ada yang keraguannya sangat besar dan dalam waktu yang cukup lama, ini adalah yang terburuk. Sedangkan yang terbaik adalah keraguan dengan kapasitas yang kecil dan dalam waktu yang tidak begitu lama.


Aku berpendapat bahwa keraguan dapat digunakan sebagai alat ukur kedewasaan. Anak kecil biasanya justru jarang mengalami keraguan karena ia belum bisa berfikir secara baik. Yang paling sering mengalami keraguan adalah perpindahan dari masa anak-anak ke kedewasaan atau disebut juga masa remaja. Di mana masa itu merupakan masa peralihan atau masa percobaan untuk mengasah kemampuan berfikir seseorang. Orang yang sudah dewasa jarang mengalami keraguan karena ia sudah memiliki kepribadian yang matang dan pengalaman yang cukup untuk mengambil keputusan. Hanya saja yang perlu dibedakan adalah bahwa kedewasaan tidak memiliki hubungan yang significant dengan besarnya umur. Belum tentu orang yang umurnya lebih banyak memiliki kedewasaan yang lebih daripada orang yang umurnya lebih sedikit.


Berdasarkan pengalam yang saya alami, keraguan itu sangat dekat dengan kegagalan dan kegagalan itu sangat dekat dengan penyesalan. Keputusan yang diambil atas dasar keraguan biasanya memiliki dua kriteria, yaitu :

  • Keputusan yang diambil salah. Seperti jika ada dua jalan di depan dan ia ragu-ragu untuk memutuskan bahkan sampai akhirnya ia mengambil keputusan pun ia masih ragu akan keputusan yang telah diambil maka bisa jadi ia tidak akan sampai di tempat tujuan. Dan pasti yang muncul kemudian adalah penyesalan dan kekecewaan.
  • Keputusan yang diambil benar tetapi sudah terlambat. Keraguan biasanya memunculkan penundaan. Sementara penundaan selalu berakibat penundaan selanjutnya, hingga akhirnya sampai pada batasnya. Ia pun memutuskan dengan segala macam resiko, dan ia mengambil keputusan yang benar, sayangnya sudah terlambat. Seperti seorang pria yang mencintai seorang wanita. Selama ini ia ragu apakah ia harus mengatakannya atau tidak. Ketika ia yakin untuk mengatakannya dan sudah di depan rumahnya ia pun dengan lantang mengungkapkan cintanya. Sayang, hal itu sudah terlambat karena si wanita sudah mempunyai kekasih yang lebih dulu menyatakan cinta padanya. Penyesalan jugalah yang datang menghampirinya

3Ada juga yang sangat beruntung dengan keraguannya ia mengambil keputusan yang benar dan dalam waktu yang tepat. Hanya saja prosentasenya sangat kecil, lebih kecil daripada bilangan terkecil yang pernah kita pikirkan(wah, hiperbolis banget....!!!).


Maka, dari itu berusahalah untuk menjauhi yang namanya keraguan........

Saturday, March 1, 2008

Masa Depan

Masa depan berarti satu masa yang berada di depan, dalam artian bahwa kegiatan yang dilakukan baru sebagai rencana dan belum tentu kejadiannya. Suatu masa yang masih menjadi misteri bagi siapapun yang masih hidup. Tak ada yang bisa memastikan apa yang akan terjadi di masa mendatang kecuali Sang Pencipta, yang meciptakan masa depan itu sendiri.

Sebagai suatu misteri, banyak orang yang kemudian mencarai berbagai macam cara untuk mengetahui masa depan. Dengan harapan bahwa ia tidak akan gelisah menunggunya. Berbagai macam cara seperti perdukunan, ramalan, kartu, dan lain sebagainya adalah beberapa cara yang ditempuh oleh segelintir orang. Tetapi menurut saya, tak ada yang tahu masa depan, kalaupun ada yang mengaku bahwa ia dapat mengetahui apa yang akan terjadi maka sesungguhnyalah ia sedang berkata bohong kecuali dia adalah utusan Sang Pencipta yang sengaja diutus oleh-Nya untuk menunjukkan kekuasaan-Nya.


Ada dua macam type orang, yaitu orang yang tidak sabar dan segera ingin tahu apa yang akan terjadi di masa depan. Ia akan menempuh segala macam cara untuk mengetahuinya bahkan dengan cara yang dilarang sekalipun. Sesungguhnya orang yang demikian hanyalah melakukan hal yang sia-sia saja karena bagaimanapun caranya tak akan bisa mengetahui masa depan.


Type kedua adalah orang yang cenderung ke masa sekarang. Ia akan membiarkan masa depan sebagai misteri yang akan memberikan kejutan baginya. Entah itu kejutan yang menyenangkan ataupun kejutan yan tidak menyenangkan. Tetapi sesungguhnyalah masa depan merupakan akibat dari masa sekarang. Yang berarti ia akan menuruti hukum sebab-akibat. Seperti jika kita rajin belajar maka sudah hampir pasti bahwa kita akan bisa mengerjakan soal-soal pada saat ujian nanti. Atau jika kita bekerja keras sekarang untuk mendapatkan rezeki yang halal maka sudah hampir pasti bahwa di masa depan, kita akan menjadi orang yang tidak pernah kurang rezeki.


Kita memang harus memikirkan apa yang akan terjadi di masa mendatang, dalam artian kita harus mempersiapkan diri untuk apapun yang akan terjadi di masa mendatang. Tindakan yang terencana memilikin peluang untuk terealisasi lebih besar daripada tindakan yang tidak direncanakan sama sekali. Apalagi tindakan tersebut merupakan tindakan yang memiliki resiko besar, maka sangat dibutuhkan yang namanya perencanaan.


Kita dapat menentukan sendiri akan menjadi apa kita di masa mendatang. Seperti kata pepatah “Tak ada cara yang lebih mudah untuk meramal masa depan kecuali kita melakukannya.” Manusia diciptakan memiliki otak yang dapat digunakan untuk berfikir, menimbang, dan memutuskan apa saja yang baik dan yang buruk untuknya. Maka, mengapa kita tidak menggunakannya?

Masa Sekarang

Di antara tiga macam waktu yang ada(yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang), masa sekarang adalah yang paling berharga. Mengapa saya katakan demikian? Karena di antara ketiga macam waktu tersebut hanya masa sekaranglah yang ad dalam genggaman kita, hanya masa sekaranglah segala macam tindakan dapat kita lakukan seketika itu juga. Dengan demikian masa sekarang adalah masa di mana kita melakukan tindakan atas dasar tindakan di masa lalu dan merupakan dasar bagi tindakan di masa yang akan datang.

Karen bagitu pentingnya masa sekarang maka sebaiknyalah kita memikirkan dengan pertimbangan yang seteliti mungkin atas apa yang kita kerjakan, setiap apa yang kita ucapkan karena hal itu akan sangat berpengaruh pada apa yang akan kita peroleh di masa yang akan datang. Dan saya yakin bahwa setiap orang pasti menginginkan masa datang yang lebih baik daripada masa sekarang bahkan jauh lebih baik dari masa sekarang maupun masa lalu.


Seperti ketika seorang mahasiswa atau pelajar sedang berada di pertengahan semester, sementara di masa lalu ia mendapat pengalaman yang kurang menyenangkan yaitu mendapatkan nilai yang kurang baik pada ujian semester maka sekaranglah saatnya untuk memperbaiki hal itu. Dengan harapan bahwa ujian semester yang akan datang tidak akan berakhir sama dengan semester lalu. Sekaranglah saatnya melakukan segala macam tindakan untuk mempersiapkan diri, misalnya belajar dengan sungguh-sungguh, mencari banyak referensi, membaca buku, mengerjakan tugas dengan baik, dan lain sebagainya.


Pepatah mengatakan “Berakit-rakit dahulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.” Maknanya sangat jelas, bahwa untuk mendapatkan masa depan yang lebih baik maka masa sekarang harus kita tempuh dengan banyak hambatan dan tantangan dan semua itu pasti sangat tidak menyenangkan. Hanya saja bnyak orang yang orientasinya adalah masa sekarang dengan mengatakan bahwa “Mumpung sekarang ada kesempan maka kita harus memanfaatkannya untuk bersenang-senang.” Dengan demikian, orang ini hanya akan memikirkan masa sekarang saja. Mungkin memang sekarang ia mendapatkan kenyamanan tetapi entah di masa mendatang?


Masa depan masih sangat panjang dan jelas ia menawarkan begitu banyak kenikmatan. Kita hanya harus bersabar dengan segala hambatan yang dihadapi sekarang. Orang yang berpikiran panjang tidak akan menyia-nyiakan waktu sekarang untuk hal-hal yang tidak berguna apalagi hal-hal yang akan merusak masa depannya. Dengan target dan semangat, masa sekarang akan menjadi suatu kenangan yang sangat indah di masa depan nanti. Meskipun saat ini, kita merasakan hal itu sebagai suatu ketidaknyamanan.