Memberi dan Menerima
Sore itu aku dan beberpa temanku yang sedang KKN di sebuah dusun di Sleman duduk bersantai bersama Bapak Dukuh dusun tersebut. Pembicaraan ngalor ngidul tentang segala hal. Mulai dari kegiatan yang akan kami laksanakan sampai pada beberapa nasehat yang diberikan beliau kepada kami mengenai kehidupan di pedesaan. Adat istiadat, kebiasaan, pergaulan, perbedaannnya dengan kehidupan perkotaan kami diskusikan dengan santai.
Sampai pada pokok bahasan mengenai member dan menerima. Kami mengangap bahwa banyak manusia sekarang ini lebih suka menerima daripada member. Entah itu orang yang mampu maupun tidak mampu. Sebenarnya bukan masalah besar tetapi jika semua orang memiliki sifat seperti itu maka akan terjadi ketidakseimbangan kehidupan.
Banyak juga orang yang member sesuatu kepada orang lain tetapi setelah itu menyesalinya. Aneh bahwa ada orang yang seperti itu. Yaaa…ada banyak factor yang menyebabkannya. Bias jadi pemberian itu salah sasaran atau bias juga karena barang yang diberikan terlalu berharga. Untuk itu sudah sepantasnya kita memperhitungkan dengan teliti apa yang kita berikan dan kepada siapa barang itu kita berikan.
Pak Dukuh memberikan ilustrasi kepada kami seperti tubuh kita. Normalnya manusia makan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore. Katakanlah masing-masing satu piring penuh maka manusia makan tiga piring penuh setiap hari. Sementara itu, dalam sehari manusia buang air besar rata-rata satu kali sehari, dan kalo dibandingkan jumlahnya maka tidaklah sebanyak yang kita masukkan ke dalam mulut. Artinya jika kita ingin memberikan sesuatu kepada orang lain, maka jelas volumenya lebih sedikit daripada apa yang sudah kita terima. Seperti kalo dalam Islam zakat harta benda sebanyak 2,5%, jauh di bawah pemasukan yang 100%.
Selain itu, apakah kita pernah menyesali perbuatan kita yaitu buang air besar. Saya yakin semuanya akan menjawab tidak. Justru yang terjadi adalah bersyukur karena telah dibebaskan dari segala macam penyakit. Begitu juga ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain maka sepantasnyalah kita bersyukur karena memberikan sesuatu berarti membersihkan harta kita dari harta yang bukan menjadi hak kita.
Mari kita bagi harta kita kepada orang lain dengan ikhlas dan penuh kasing saying. Harta yang disedekahkan, bukannya berkurang justru akan semakin bertambah dengan cara yang bahkan belum pernah kita perhitungkan sebelumnya.
Sampai pada pokok bahasan mengenai member dan menerima. Kami mengangap bahwa banyak manusia sekarang ini lebih suka menerima daripada member. Entah itu orang yang mampu maupun tidak mampu. Sebenarnya bukan masalah besar tetapi jika semua orang memiliki sifat seperti itu maka akan terjadi ketidakseimbangan kehidupan.
Banyak juga orang yang member sesuatu kepada orang lain tetapi setelah itu menyesalinya. Aneh bahwa ada orang yang seperti itu. Yaaa…ada banyak factor yang menyebabkannya. Bias jadi pemberian itu salah sasaran atau bias juga karena barang yang diberikan terlalu berharga. Untuk itu sudah sepantasnya kita memperhitungkan dengan teliti apa yang kita berikan dan kepada siapa barang itu kita berikan.
Pak Dukuh memberikan ilustrasi kepada kami seperti tubuh kita. Normalnya manusia makan tiga kali sehari, yaitu pagi, siang, dan sore. Katakanlah masing-masing satu piring penuh maka manusia makan tiga piring penuh setiap hari. Sementara itu, dalam sehari manusia buang air besar rata-rata satu kali sehari, dan kalo dibandingkan jumlahnya maka tidaklah sebanyak yang kita masukkan ke dalam mulut. Artinya jika kita ingin memberikan sesuatu kepada orang lain, maka jelas volumenya lebih sedikit daripada apa yang sudah kita terima. Seperti kalo dalam Islam zakat harta benda sebanyak 2,5%, jauh di bawah pemasukan yang 100%.
Selain itu, apakah kita pernah menyesali perbuatan kita yaitu buang air besar. Saya yakin semuanya akan menjawab tidak. Justru yang terjadi adalah bersyukur karena telah dibebaskan dari segala macam penyakit. Begitu juga ketika kita memberikan sesuatu kepada orang lain maka sepantasnyalah kita bersyukur karena memberikan sesuatu berarti membersihkan harta kita dari harta yang bukan menjadi hak kita.
Mari kita bagi harta kita kepada orang lain dengan ikhlas dan penuh kasing saying. Harta yang disedekahkan, bukannya berkurang justru akan semakin bertambah dengan cara yang bahkan belum pernah kita perhitungkan sebelumnya.
No comments:
Post a Comment