Ketulusan
Di dunia ini kadang ada hal-hal yang tidak dapat kita mengerti. Pertanyaan yang sering ditanyakan kemudian adalah "mengapa". Tetapi tida sedikit orang yang tidak peduli sama sekali sehingga ia tidak akan ambil pusing dengannya. Aku pengen menulis tentang makna dan kekuatan yang bisa dimunculkan dengan ketulusan.
Kaitannya sangat erat dengan hubungan antara anak dan orang tua. Sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap masa depan anaknya, biasanya orang tua sering memaksakan kehendak kepada anaknya karena ia merasa kehendaknya itu adalah hal yang terbaik. Saya tidak menyangkal hal tersebut karena memang orang tua yang notabene sudah punya banyak pengalaman hidup tentu lebih bijaksana dalam memilih perilaku yang baik dilakukan maupun yang tidak baik untuk dilakukan oleh seorang anak.
Masalah yang kemudian muncul adalah pada diri sang anak, terutama yang masih kecil. Perkembangan otaknya belum sempurna sehingga kadang belum bisa memahami apa yang baik buatnya dan apa yang buruk buatnya. Tentu saja termasuk keinginan orang tuanya. Tidak jarang kita mendengar ada anak yang membangkang perintah bapaknya, tidak hormat pada ibunya, dan lain sebagainya.
Aku punya sebuah cerita. Suatu saat ada seorang anak yang bersikeras ingin bermain pedang-pedangan. Ia meminta izin kepada ibunya untuk meminjam sebuah pisau betulan kepada ibunya. Terang saja sang ibu menolak dengan tegas karena takuta terjadi apa-apa pada sang anak. Sayangnya si anak tetap bersikeras dan memaksa ibunya untuk mengambilkan pisau di dapur. Sang ibu tetap tidak mau dan tidak mengizinkan. "Baiklah, kalo begitu biar saya mengambil sendiri." Kata sang anak. Baru tiga langkah sang anak berjalan ia terhenti karena mendengar suara isak tangis ibunya.
"Ibu, aku tidak jadi pinjam pisau. Ibu jangan menangis lagi!" Kata sang anak kepada ibunya. Nha, dari kisah itu tadi aku berpendapat bahwa ketulusan yang ditunjukkan sang ibu mampu menyentuh hati sanubari sang anak sehingga tanpa harus memaksanya, sang anak akan dengan rela menuruti perintah ibunya.
Saya yakin bahwa setiap manusia di dunia ini masih mempunyai hati yang akan luluh ketika melihat ketulusan seseorang. Kadang kita sangat mengandalkan otak dan otot kita untuk menyuruh orang lain melakukan sesuatu. Bukannya patuh, tapi bisa jadi ia malah membangkang. Maka dari itu, mari kita tunjukkan ketulusan kita ketika berhadapan dengan orang lain baik itu ketika meminta bantuan, berbicara, bertamu, atau apapun juga tidak terikat oleh batasan usia, jenis kelamin, pangkat, jabatan, dan kekayaan.
No comments:
Post a Comment