/* salju turun */ adnan: Malas

Monday, July 2, 2007

Malas


Tidak jarang kita (termasuk aku tentunya) malas untuk mengerjakan sesuatu. Contoh aja ya, habis makan (di rumah sendiri) trus seharusnya kan tuh piring ama gelas dicuci dan dikembalikan ke tempatnya. Tapi wuiii...h, males banget. Akhirnya, kita taryuh aja piring ama gelas tersebut di tempat cucian dan kita tinggal begitu aja. Berharap ada yang bakal mencucinya suatu saat.

Contoh lain, ketika ada tugas kuliah. Mau ngerjakan, wuiii...h, males banget. Toh masih seminggu lagi, pikirnya. Akhirnya mpe deadline belum juga dikerjakan, solusinya berangkat pagi-pagi, berharap ada yang sudah mengerjakan lalu menconteknya. Ato misalnya belajar. Hal yang membuat sebagian orang cepat mengantuk dan ga betah lama-lama. Kalo belum mepet ama ujian, biasanya kan males banget rasanya mau belajar.

Nha, itu semua adalah beberapa contoh peristiwa yang biasanya males untuk kita kerjakan. Dan sadar ato tidak sebenarnyasumber masalah yang paling potensial adalah "kemalasan" itu tadi. Coba, bayangin aja setiap kejadian kita sehari-hari. Saya yakin 99% bahwa permasalahan yang muncul pasti ada sangkut pautnya dengan yang namanya "kemalasan". Silakan dibayangkan, diingat-ingat, dan ditelaah sendiri...ya...!!!

OK. Kita udah tahu efek buruk dari kemalasan tinggal bagaimana kita mengatasinya. Yang dibutuhkan pertama kali adalah niat karena bagaimanapun juga niat adalah syarat utama tercapainya suatu cita-cita. Mantapkan diri kita, yakinkan hati kita bahwa kita bisa menaklukkan apa yang disebut dengan "malas" itu tadi. Sesuai dengan pepatah "Nothing impossible if we always think possible."

Apapun yang kita lakukan, semuanya pasti lewat otak. Maka dari itu gunakan otak kita di setiap tindakan yang bisa memunculkan sifat malas itu tadi. Intinya jangan malas berfikir. Contohnya begini nih. Habis makan, rasanya males untuk cuci piring. So, coba kita fikirkan. Apa sih susahnya cuci piring? Tinggal gosok-gosok, bilas dengan air bersih, selesai kan? Paling banter juga 2 menit selesai. Hal yang mudah seperti itu mengapa harus ditinggalakan padahal itu memang tugas kita.

Nha, sekarang kita mengerti bahwa hal yang sepele jika digabungkan dengan kemalasan bisa menimbulkan akibat yang cukup besar. So, mengapa kita harus bermalas-masalan? Bukannya sekarang saya sudah tidak punya rasa malas tetapi mari kita bersama-sama untuk menempatkan sifat malas sesuai dengan tempatnya. Karen yakinlah bahwa kemalasan akan memunculkan kemalasan berikutnya tetapi keberhasilan memunculkan semangat untuk mencapai keberhasilan berikutnya.

No comments: