Kesenangan
Banyak hal di dunia ini yang dapat membuat kita menjadi senang. Tetapi setiap orang memiliki kesenangannya sendiri-sendiri. Antara satu dengan yang lain bisa berbeda bahkan bisa jadi bertolak belakang. Missal ada yang senang belajar, baginya belajar adalah suatu hiburang yang menyenangkan tetapi di lain pihak ada juga yang sangat tidak menyukai belajar, baginya belajar adalah siksaan yang sangat berat. Yah, namanya juga manusia. Bukan manusia namanya jika tidak bersifat dinamis.
Suatu saat sesuatu bisa sangat menyenangkan tetapi di lain waktu hal tersebut menjadi tidak menyenangkan lagi. Artinya kesenangan sangat tergantung pada waktu, atau kalo dalam dunia signal processing disebut dengan time invariant. Contoh, saya sangat suka membaca. Hamper tiap hari membaca, entah itu berupa buku, majalah, koran, atau cumin selebaran. Tetapi ada suatu saat di mana hobi saya membaca itu mengalami kejenuhan. Baru satu halaman saja sudah bosan. Tetapi kala lain sangat menyenangkan proses membaca, hingga satu buku 400-an halaman bisa selesai dalam satu hari.
Tidak hanya waktu, kesenangan juga sangat tergantung pada situasi dan kondisi. Missal saat sedang bersedih maka kemungkinan segalanya menjadi tidak menyenangkan. Tetapi jika sedang mendapat anugrah maka segalanya menjadi menyenangkan. Di sini juga berarti keberadaan seseorang untuk melakukannya. Missal bermain game computer tidak akan lebih menyenangkan daripada banyak orang yang ikut bermain. Sepakbola tidak akan menyenangkan jika dimainkan sendiri, dan lain sebagainya.
Hal yang kadang membuat saya bertanya adalah, di mana sebenarnya kesenangan itu berada? Hatikah atau pikirankah? Banyak orang menjawab di hati, karena sesuai dengan kalimat :”Hatiku sedang senang.” Jarang ada yang bilang :”Pikiranku sedang senang.” Karena memang senang itu adalah sebuah rasa dan rasa itu sumbernya di hati. Nha, pertanyaan selanjutnya adalah yang dimaksud dengan hati itu apa? Maksud saya apakah hati yang dimaksud itu adalah hati secara fisik yang ada di dalam rongga perut kita? Tapi bukankah ia hanyalah seonggok daging yang fungsinya menawarkan racun yang terkandung dalam makanan dan tak ada hubungannya dengan perasaan? Tapi namanya memang hati. Ya, sudahlah. Tidak usah dipikirkan mendalam daripada bikin pusing.
Kesenangan adalah anugrah yang diberikan Allah kepada kita agar termotivasi untuk memanjangkan umurnya serta berusaha meraih yang terbaik dalam hidupnya. Hanya saja, jangan sampai kita diperbudak oleh kesenangan. Karena bisa jadi kesenangan tersebut hanya bersifat sementara dan ada kesenangan yang bersifat abadi alias tak ada habisnya. Bolehlah kita merelakan kesenangan sesaat tersebut pergi tetapi hal itu demi mencapai kesenangan yang lebih besar dan abadi.
Suatu saat sesuatu bisa sangat menyenangkan tetapi di lain waktu hal tersebut menjadi tidak menyenangkan lagi. Artinya kesenangan sangat tergantung pada waktu, atau kalo dalam dunia signal processing disebut dengan time invariant. Contoh, saya sangat suka membaca. Hamper tiap hari membaca, entah itu berupa buku, majalah, koran, atau cumin selebaran. Tetapi ada suatu saat di mana hobi saya membaca itu mengalami kejenuhan. Baru satu halaman saja sudah bosan. Tetapi kala lain sangat menyenangkan proses membaca, hingga satu buku 400-an halaman bisa selesai dalam satu hari.
Tidak hanya waktu, kesenangan juga sangat tergantung pada situasi dan kondisi. Missal saat sedang bersedih maka kemungkinan segalanya menjadi tidak menyenangkan. Tetapi jika sedang mendapat anugrah maka segalanya menjadi menyenangkan. Di sini juga berarti keberadaan seseorang untuk melakukannya. Missal bermain game computer tidak akan lebih menyenangkan daripada banyak orang yang ikut bermain. Sepakbola tidak akan menyenangkan jika dimainkan sendiri, dan lain sebagainya.
Hal yang kadang membuat saya bertanya adalah, di mana sebenarnya kesenangan itu berada? Hatikah atau pikirankah? Banyak orang menjawab di hati, karena sesuai dengan kalimat :”Hatiku sedang senang.” Jarang ada yang bilang :”Pikiranku sedang senang.” Karena memang senang itu adalah sebuah rasa dan rasa itu sumbernya di hati. Nha, pertanyaan selanjutnya adalah yang dimaksud dengan hati itu apa? Maksud saya apakah hati yang dimaksud itu adalah hati secara fisik yang ada di dalam rongga perut kita? Tapi bukankah ia hanyalah seonggok daging yang fungsinya menawarkan racun yang terkandung dalam makanan dan tak ada hubungannya dengan perasaan? Tapi namanya memang hati. Ya, sudahlah. Tidak usah dipikirkan mendalam daripada bikin pusing.
Kesenangan adalah anugrah yang diberikan Allah kepada kita agar termotivasi untuk memanjangkan umurnya serta berusaha meraih yang terbaik dalam hidupnya. Hanya saja, jangan sampai kita diperbudak oleh kesenangan. Karena bisa jadi kesenangan tersebut hanya bersifat sementara dan ada kesenangan yang bersifat abadi alias tak ada habisnya. Bolehlah kita merelakan kesenangan sesaat tersebut pergi tetapi hal itu demi mencapai kesenangan yang lebih besar dan abadi.
No comments:
Post a Comment