/* salju turun */ adnan: Batas Kebaikan

Sunday, June 10, 2007

Batas Kebaikan

Berbuat baik merupakan hal yang sangat terpuji bagi seorang manusia. Tak terbatas oleh usia, jenis kelamin, pangkat, tempat tinggal atau apapun juga. Dunia ini akan sangat menyenangkan seandainya setiap orang mau berbuat kebaikan. Sayang, hal itu hanya ada dalam mimpi belaka.

Ok. Ngomong-ngomong soal berbuat baik ternyata masih ada orang yang sangat baik di dunia ini dan hidup pada zaman ini. Setidaknya itu pendapatku saat ini. Aku kenal dia, sangat baik. Marah, nggak pernah dia melakukan itu. Kata-katanya selalu membuat orang lain tenang. Aku bangga bisa mengenalnya.

Sampai aku berfikir. Sebenarnya kebaikan itu ada batasnya ngga sih? Kalo misalnya kita membantu orang lain kemudian ada yang bilang "Kamu terlalu baik deh sama dia?", apakah pernyataan itu bisa dianggap benar? Kalo benar, berarti kebaikan itu ada batasnya dan kata "terlalu" selalu berkonotasi pada hal yang negatif.

Tapi menurutku memang kalo kebaikan terlalu diumbar jadinya malah tidak baik. Seperti seorang ibu yang sangat menyayangi anaknya sehingga apapun perintah anaknya selalu dituruti. Bukankah hal itu menjadi tidak baik? Jadi menurutku, kebaikan itu memang ada batasnya. Nha, pertanyaan selanjutnya adalah seberapa jauh batas kebaikan itu?

Tidak bisa diukur, itulah jawabannya. Lagipula menurutku batas kebaikan itu sangat tergantung pada banyak faktor. Misalnya saja kebaikan orang tua pada anaknya tentu akan berbeda dengan kebaikan seorang kakak dengan adiknya. Pandai-pandai kita dalam bersikap.

Kesimpulanku adalah bahwa segala hal yang ada di dunia ini pasti ada batasnya. Apapun itu, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif.

3 comments:

Anonymous said...

Nan, untukku di dunia ini ada hal baik dan benar. Untukku baik dan benar itu beda. Kebaikan diukur dengan rasa, rasanya menyenangkan, rasanya enak, tapi kalo benar, itu diukur denagn logika. Seorang ibu yang terlalu memanjakan anaknya baik tapi tidak benar. Yang baik belum tentu benar dan benar belum tentu baik. Sesuatu yang benar belum tentu rasanya menyenangkan.Dan yang menyenangkan belum tentu benar.
Untukku kebaikan tak ada batasnya. Ketika aku sudah berbuat baik pada level tertentu, Allah akan Memerikanku ujian yang lebih lagi, lebih lagi, lebih lagi, tanpa batas, untuk mengetahui seberapa besar aku tetap bertahan berbuat baik. Yang akan membatasi hanyalah kematian. Ya begitulah menurutku, sodaraku Adnan, Allah itu Maha Tak Terbatas. Menurutku, kalaulah Tuhan membuat suatu batas tetapi batas Tuhan itu adalah tak terbatas bagi manusia. See how small we are..!!

Adnan Anwar said...

Aku mengatakan "kebaikan itu ada batasnya" maksudnya adalah bahwa kebaikan jika diaplikasikan kepada orang lain. Apa yang membuatnya terbatas adalah "objek kebaikan" itu sendiri.

Contoh yang aku berikan adalah misal Anton (nama orang) termasuk orang yang pandai dalam pelajaran/kuliah. Membantu teman yang sedang mengalami kesulitan belajar adalah hal yang sangat terpuji menurutku. Tetapi coba misal ia membantu dalam setiap pelajaran/kuliah, PR dibuatkan, tugas dikerjakannya, ato mungkin ujian dicontekin. Bagi Anton hal itu baik karena setiap mata kuliah temennya mendapat nilai bagus tetapi bagi yang dibantu justru tidak baik karena ia malah tidak mendapat ilmu.

Aku setuju bahwa bagi subjek, kebaikan itu tak terbatas tetapi bagi objek ada batasnya supaya kebaikan tersebut tidak berefek sementara tetapi langgeng sampai beberapa dekade ke depan.

Kita jangan hanya memandang diri kita sendiri ketika melakukan sesuatu. Kita adalah makhluk sosial yang harus berhubungan dengan orang lain. Percuma kita berbuat baik ketika kebaikan itu justru membuat orang lain celaka. Itulah yang aku maksud dengan "kebaikan ada batasnya".

Maaf, kalo kasih comment tolong dikasih namanya dong. Kalo blm kenal kan bisa menjalin silaturahmi bareng. Thx

Ahmad Salahudin said...

Ya mungkin bedanya aku membedakan anatara BENAR dan BAIK.

Aku ambil ini salah satu pelajaran yang ada dalam alQuran aku lupa surat apa dan ayat ke berapa,

Intinya begini:
Dia adalah seorang X, dia punya seorang anak angkat bernama Zaid, Zaid dan istrinya sudah berseteru dan hendak bercerai, mister X ini memilki rasa kepada istri Zaid,
Suatu saat Zaid meminta nasehat kepada X, tapi dia bilang pertahankan saja dan menutupi perasaan yang sebenarnya
manusia mungkin malu mengatakan suat kenyataan, tapi Allah tidak malu Menyatakan yang benar..
Disini Zaid lebih mengedepankan BAIK daripada BENAR dan ALLAH lebih mengedepankan BENAR daripada BAIK.

Anton membantu teman adalah sesuatu yang baik tapi tidak benar.
Kalau aku jadi Anton, aku tidak akan mengerjakan tugas untuknya, aku akan bilang ke dia, aku akan ajari dia bagaiamana caranya mengerjakan soal itu. Dengan konsekwensi yang mungkin TIDAK BAIK. Dicap sebagai orang yang pelit, maunya pinter sendiri dll.
Aku biasa membagi hal-hal bagus ke dalam golongan baik adan benar agar aku bias melihatnya dengan jelas. Dan aku lebih mengedepankan benar daripada baik.
That is just the matter of words lah…..