Hari Sabtu kemarin (28 April 2007) ada pendakian bersama ke Gunung Merbabu yang dilaksanakan oleh Divisi ELMC Departemen MIKAT KMTE. Sayang aku nggak ikut jadi cuman bisa liat photo ama cerita dari temen-temen yang ikut doang. kayaknya asyik sih, tapi ya sudahlah...lha wong udah terlanjur kok.
O, iya ngomong-ngomong soal mendaki gunung nih aku punya analogi. Jadi, hidup ini saya analogikan sebagai sebuah proses pendakian yang minggu lalu pernah anak-anak elektro lakukan. Lho kok bisa? Begini ceritanya.......
Orang mendaki gunung pasti tujuannya hanya satu yaitu mencapai puncak. Semakin kuat keinginan si pendaki untuk sampai ke puncak maka semakin semangat juga dalam mendaki. Segala macam rintangan akan dengan mudah dilalui. Begitu juga dengan hidup. Apa sih sebenarnya tujuan puncak dari hidup? Nah, itu sebenarnya yang harus kita tentukan supaya bersemangat menghadapi segala macam rintangan hidup. Banyak orang yang ga pasti apa tujuan puncak hidupnya, akibatnya terkena musibah sedikit saja langsung stress, seolah-olah hidupnya sudah berakhir, bunuh diri. Sayang sekali bukan?
Mendaki gunung itu bukan hal yang mudah, banyak hambatan dan rintangan yang harus dilalui. Butuh kesiapan fisik dan mental untuk berani melakukannya. Buktinya tidak semua orang mau dan sanggup untuk ikut dalam pendakian tersebut kan? Begitu juga hidup. Sudah ketetapan pasti bahwa dalam hidup ini banyak rintangan yang harus dilalui. Kita harus mempersiapkan segala sesuatunya agar kita bertahan hidup. Mungkin kita sekarang nggak begitu merasakannya tetapi bayangin aja kalo kita tersesat di hutan. Kita harus berusaha keras untuk bertahan hidup, karena sebenarnya mempertahankan hidup itu adalah kewajiban bagi setiap makhluk hidup. Orang yang bunuh diri berarti orang yang tidak tahu kewajibannya.
OK, mari kita lanjutkan. Setidaknya kita sudah melalui tahapan pertama tersebut. Kita sudah terlanjur hidup jadi mau tidak mau kita harus mempersiapkan diri menghadapi rintangan yang akan terjadi kemudian. Sebenarnya rintangan adalah salah satu ujian untuk menambah derajat kehidupan kita. Nah dari sini saya bisa mengklasifikasikan orang ke dalam 3 kategori, yaitu :
1. Orang yang takut untuk naik gunung
Pernah ga suatu ketika kita mendapati sebuah peluang untuk maju tetapi beresiko? Pasti pernah, contohnya saja ditawari jabatan dalam suatu organisasi, ditawari membuka usaha baru, dll. Semua itu adalah hal-hal baru yang bisa membuat hidup kita lebih maju dan berkembang. Nha, orang jenis pertama adalah orang yang takut pada hal-hal yang baru. Melihat gunung yang tinggi sudah takut duluan, melihat peluang baru untuk maju tetapi takut untuk mengambilnya. Ia sudah puas dengan kehidupannya, puas dengan keadaannya yang sekarang. Akibatnya, orang seperti ini ngga bisa maju, hidupnya stagnan, konstan, datar, linear, ato apalah sebutannya.
2. Orang yang berani mencoba untuk mendaki tetapi begitu sampai tempat yang datar, ia sudah puas, memilih berkemah di situ dan tidak mau melanjutkan sampai ke puncak.
Lebih mendinglah, ia mau mencoba untuk merubah keadaan tetapi ia terlalu mudah puas, sehingga kemajuannya tidak begitu pesat. Misal, seorang pengusaha yang telah berhasil membuka usaha dan menguasai pasar dalam lingkup propinsi. Ia puas dengan keadaannya itu dan tidak mau mencoba mengembangkan usaha sampai ke tingkat nasional.
3. Orang yang tidak akan menyerah sampai ke puncak gunung
Nah, di antara ketiga orang tadi, inilah yang akan meraih tingkat kesuksesan paling tinggi. Bagaimana tidak, ia akan terus mengembangkan dirinya sampai puncak, pantang menyerah, apapun rintangannya akan dihadapi dengan segenap kekuatan. Kepuasan yang dicapainya melebihi orang pertama dan kedua, seluruh potensinya teraktualisasikan.
So, dari ketiga kategori tadi masuk golongan yang manakah anda? Semoga yang ketiga..... Yang jelas mari kita tentukan tujuan puncak hidup kita agar kita selalu termotivasi untuk mencapainya. Selanjutnya, akan ada banyak hal yang bisa menuntun kita sampai ke sana, tentu dengan resiko yang tidak kecil. Berusahalah terus teman......