Tentang "HATI"
Tulisan ini bukan untuk membahas judul di atas tetapi ada hal yang sebenarnya aku agak bingung mengenai "hati".
Hati, ternyata memiliki dua makna yang sangat berbeda.
Pertama, makna secara fisik. Tentu hal ini sudah tidak asing lagi bagi kita semua. Seonggok daging berwarna coklat kehitam-hitaman yang berada di dalam salah satu rongga perut. Organ tubuh yang fungsinya menawarkan racun yang terkandung di dalam makanan yang kita makan. Tak perlu diperpanjang mengenai yang satu ini karena memang tidak ada yang membingungkan.
Nah, yang kedua ini. Misal ada orang yang ditolak cintanya maka ia akan sakit hati. Tentu yang dimaksud bukanlah sakit hati secara fisik tetapi yang lain. Pertanyaan yang selalu aku tanyakan dalam pikiranku adalah mengapa yang disebut itu hati? Mengapa bukan jantung, paru-paru, atau malah lambung saja.
Ya, mengapa harus hati. Padahal kalau kita hubungkan dengan makna hati secara fisik jelas tidak nyambung sama sekali. Beberapa kali aku memikirkan hubungannya tetapi tidak juga menemukan jawabannya.
OK. Aku hanya ingin membagi beberapa pemikiranku saja. Jadi, tingkah laku manusia itu dikontrol oleh dua hal, yaitu hati dan otak. Nah, dua hal itu yang nantinya akan menentukan sikap kita ketika kita mendapat suatu stimulus dari luar. Otak cenderung memberikan respon yang sesuai dengan logika sedangkan hati lebih kepada ikatan emosi.
Bisa jadi, kedua hal di atas dapat saling sinkron yaitu antara logika dan emosi. Misal, ketika kita punya uang 100.000 dan ada pengemis yang mendatangi untuk minta sedekah. Hati akan menyuruh kita untuk memberikan uang yang kita miliki. Sedangkan otak mengatakan memberikan uang 1000 dari 100.000 tidak akan rugi. Jadilah keduanya sinkron dan kita benar-benar memberikan uang 1000 kepada pengemis tadi.
Tetapi ada kalanya kinerja keduanya tidak sinkron, tergantung mana yang dominan. Dan kita tidak bisa menjustifikasikan kalo hati dominan akan lebih baik atau sebaliknya. Ada kalanya pemikiran hati lebih baik daripada otak dan bisa jadi pemikiran otak justru lebih baik daripada hati. Kitalah yang memutuskan mau mengikuti yang mana.
Gambarannya begini. Misal, di tengah jalan kita dihadang oleh segerombolan preman yang kemudian mengejek kita habis-habisan. Hati akan sangat terluka dan menyuruh kita mengambil tindakan pembelaan diri. misal memukul orang itu. Tetapi otak memberikan pemikiran lain, dia mengatakan memukul orang itu akan merugikan diri sendiri karena jumlah mereka lebih banyak dan lebih kuat. Mana yang akan kita ikuti, sangat tergantung pada kita sendiri. Mau memilih pemikirannya otak atau hati? Yang jelas dalam hal ini, otak lebih baik daripada hati.
Pada peristiwa lain, seorang ibu mempunyai anak yang sedang sakit flu. Dapat dipastikan bahwa banyak lendir yang ada di hidung anaknya. Sayangnya, si anak tidak bisa mengeluarkan sendiri. hati akan menyuruh kita untuk mengeluarkan lendir itu bagaimanapun caranya karena rasa sayang yang sangat besar(saya pernah melihat seorang ibu yang menghisap lendir dari hidung anaknya langsung dengan mulutnya). Tetapi otak mengatakan itu adalah tindakan yang menjijikkan. Sekali lagi, kitalah yang memutuskan sikap yang akan kita realisasikan. Tentu, dalam hal ini hati memberikan pemikiran yang lebih baik daripada otak.
Aku kemudian berfikir bahwa selalu ada ruang di dalam diri kita untuk berfikir terlebih dahulu sebelum melakukan tindakan terhadap stimulus yang datang dari luar diri kita. Cuman, kadangkala kita tidak mempedulikan ruang tersebut sehingga mengambil tindakan sesuai dengan pemikiran yang pertama (otak atau hati). Hasilnya, tindakan tersebut tidak selalu yang terbaik dari semua alternatif yang ada.
Akhirnya, tidak ada yang lebih tahu tentang diri kita selain diri kita sendiri. Coba, suatu saat jika ada stimulus dari luar, berikan ruang yang cukup untuk memikirkan tindakan yang akan diambil. Thank you very much.......
1 comment:
Tulisan yang menarik...Sebenernya dari sudut pandang sians, hati dan otak terletak di kepala kita, di otak kita. Hanya saja di otak itu ada banyak bagian-bagian nya lagi, salah satunyanya ya bagian yang bertugas mengatur emosi kita.
Secara garis besar, otak manusia ada 2 keping, otak kiri dan otak kanan. Yang kiri bertugas untuk menentukan respon thd logika, kata2, angka2, analitik, dsb. Yang kanan bertugas untuk mementukan respon thd spasial, warna, dimensi, imanjinasi, dsb.
Terus, setuju dengan Adnan, pemakaian kata "hati" memang misterius....
Post a Comment