Keinginan
Kita hidup tak bisa lepas dari keinginan. Entah itu keinginan untuk memiliki sesuatu (berupa barang) atau keinginan untuk menjadi sesuatu, ataupun keinginan untuk melihat sesuatu, an masih banyak keinginan-keinginan lainnya. Keinginan adalah fitrah manusia sebagai makhluk yang diciptakan dengan hawa nafsu di dalam dirinya.
Hanya saja kadang kita tidak tahu, dari sekian banyk keinginan yang ada, keinginan manakah yang akan membuat kita bahagia (dalam arti yang sebenarnya) dan mana keinginan yang justru akan membuat kita sengsara. Sebagai contoh ketika kita lapar, maka sudah pasti muncul keinginan untuk memakan sesuatu, atau jika kita haus maka sudah pasti akan muncul keinginan untuk minum. Keinginan yang tidak bisa tidak bisa tidak untuk dipenuhi dapat disebut kebutuhan.
Sementara ada beberapa hal yang kita menginginkan sesuatu tetapi jika tidak terpenuhi pun tidak menjadi masalah. Seperti ketika kita pergi ke toko, atau seupermarket, atau mall dan melihat barang yang di mata kita sangat menarik. Pastilah muncul keinginan untuk membelinya. Tetapi jika kita tidak membelinya pun tidak apa. Dengan demikian keinginan yang semacm ini dapat dikompromikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Dulu, keinginan seseorang murni datang dari dalam dirinya, tak ada pengaruh luar yang dominan. Sementara keadaan sekarang sangat berubah. Dengan banyaknya papan reklame, iklan di televisi mupun radio, brosur, leaflet, spanduk dan lain sebagainya memunculkan adanya faktor luar yang membuat keinginan seseorang muncul. Seperti iklan suatu produk makanan di televisi. Awalnya mungkin kita tidak punya keinginan untuk mencoba memakannya, bahkan mengenal jenis makanannya saja tidak. Begitu melihat iklan yang sangat menarik di televisi, muncullah keinginan untuk mencoba memakannya. Bukan untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan tetapi justru untuk memenuhi keinginan untuk mengetahui rasanya saja.
Kita perlu mengendalikan setiap keinginan yang muncul dari dalam diri kita. Begitu banyaknya faktor luar yang saat ini sangat gencar menyerang setiap orang yang melihat, mendengar, atau merasakannya membuat keinginan itu seolah bukan datang dari dalam diri kita, bukan kebutuhan kita. Keinginan yang kadang akan membuat kita sengsara di masa yang akan datang.
Keinginan yang baik adalah keinginan yang sudah dipertimbangkan baik dan buruknya terhadap kehidupan kita. Keinginan yang membuat kita semakin dewasa, semakin mendekati kodrat manusia yang seutuhnya. Keinginan yang datang karena kita memang membutuhkannya. Keinginan yang membuat kenyamanan, baik bagi orang yang memilikinya maupun orang lain di sekitarnya.
Kita yang seharusnya mengendalikan keinginan kita bukannya keinginan yang mengendalikan diri kita. Lepasnya kontrol terhadap apa saja yang kita lakukan akan berakibat pada penyesalan di masa yang akan datang. Dan tak ada yang menyangkal bahwa, penyesalan itu selalu mendatangkan sakit hati. Dan seperti kata pepatah “Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati.”
Hanya saja kadang kita tidak tahu, dari sekian banyk keinginan yang ada, keinginan manakah yang akan membuat kita bahagia (dalam arti yang sebenarnya) dan mana keinginan yang justru akan membuat kita sengsara. Sebagai contoh ketika kita lapar, maka sudah pasti muncul keinginan untuk memakan sesuatu, atau jika kita haus maka sudah pasti akan muncul keinginan untuk minum. Keinginan yang tidak bisa tidak bisa tidak untuk dipenuhi dapat disebut kebutuhan.
Sementara ada beberapa hal yang kita menginginkan sesuatu tetapi jika tidak terpenuhi pun tidak menjadi masalah. Seperti ketika kita pergi ke toko, atau seupermarket, atau mall dan melihat barang yang di mata kita sangat menarik. Pastilah muncul keinginan untuk membelinya. Tetapi jika kita tidak membelinya pun tidak apa. Dengan demikian keinginan yang semacm ini dapat dikompromikan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki.
Dulu, keinginan seseorang murni datang dari dalam dirinya, tak ada pengaruh luar yang dominan. Sementara keadaan sekarang sangat berubah. Dengan banyaknya papan reklame, iklan di televisi mupun radio, brosur, leaflet, spanduk dan lain sebagainya memunculkan adanya faktor luar yang membuat keinginan seseorang muncul. Seperti iklan suatu produk makanan di televisi. Awalnya mungkin kita tidak punya keinginan untuk mencoba memakannya, bahkan mengenal jenis makanannya saja tidak. Begitu melihat iklan yang sangat menarik di televisi, muncullah keinginan untuk mencoba memakannya. Bukan untuk memenuhi kebutuhannya akan makanan tetapi justru untuk memenuhi keinginan untuk mengetahui rasanya saja.
Kita perlu mengendalikan setiap keinginan yang muncul dari dalam diri kita. Begitu banyaknya faktor luar yang saat ini sangat gencar menyerang setiap orang yang melihat, mendengar, atau merasakannya membuat keinginan itu seolah bukan datang dari dalam diri kita, bukan kebutuhan kita. Keinginan yang kadang akan membuat kita sengsara di masa yang akan datang.
Keinginan yang baik adalah keinginan yang sudah dipertimbangkan baik dan buruknya terhadap kehidupan kita. Keinginan yang membuat kita semakin dewasa, semakin mendekati kodrat manusia yang seutuhnya. Keinginan yang datang karena kita memang membutuhkannya. Keinginan yang membuat kenyamanan, baik bagi orang yang memilikinya maupun orang lain di sekitarnya.
Kita yang seharusnya mengendalikan keinginan kita bukannya keinginan yang mengendalikan diri kita. Lepasnya kontrol terhadap apa saja yang kita lakukan akan berakibat pada penyesalan di masa yang akan datang. Dan tak ada yang menyangkal bahwa, penyesalan itu selalu mendatangkan sakit hati. Dan seperti kata pepatah “Lebih baik sakit gigi daripada sakit hati.”
No comments:
Post a Comment