Maaf
"Maaf, saya telah melukaimu!" Kata-kata itu pernah aku ucapkan pada seseorang. Waktu itu, secara tidak sengaja aku menjatuhakan pisau dari meja dan mengenai kakinya. Ia adalah temanku, teman bermain waktu aku masih kecil. Umurku masih 8 tahun kira-kira waktu itu.
Sekarang keadaan telah berubah. Aku merasakannya. Betapa susahnya sekarang minta maaf ketika berbuat salah atau minimal membuat orang lain tidak senang. Mungkin karena ego yang semakin besar serta harga diri yang bertambah membuat kita agak sungkan minta maaf. Apalagi kalau kita berbuat salah pada orang yang sejak awal sudah kita benci. Jangankan minta maaf, justru kita akan bilang "Syukurin!!!"
Kadang kita lebih mementingkan harga diri daripada kebenaran. Ya, seperti fenomena minta maaf tadi. Tidak bisa dipungkiri bahwa ketika kita berbuat salah pada seseorang, siapapun itu, kita punya kewajiban untuk minta maaf padanya. Terserah dia mau memebri maaf atau tidak.
Aku yakin bahwa orang yang beragama akan menyetujuinya. Yaaa....bukan hal yang mudah sih untuk sekedar "minta maaf" memang aku sendiri juga menyadari bahwa ketika kata "maaf" keluar dari mulut kita maka harga diri kita akan turun beberapa derajat, apalagi jika kemudian orang yang kita mintai maaf mengejek dan menghina kita.
Tapi aku selalu membayangkan betapa indahnya dunia ini ketika setiap orang mau minta maaf seandainya dia punya salah. Kita harus sadar bahwa tak seorang pun yang bisa lepas dari yang namanya berbuat salah. Maka dari itu, mari kita budayakan minta maaf. Tetapi kita juga harus menempatkan kadar kuantitas minta maaf sesuai dengan kebutuhan supaya kita tetap dianggap sebagai manusia yang normal, yang tetap punya harga diri.
No comments:
Post a Comment