Masa Lalu
Waktu sendiri memilki tiga kategori, yaitu masa lalu, masa sekarang, dan masa yang akan datang. Masa lalu adalah waktu di mana suatu tindakan atau perbuatan sudah terjadi. Masa sekarang adalah waktu di mana kita sedang melakukan suat tindakan. Sedangkan masa depan adalah masa di mana suatu tindakan belum dilakukan, hanya sekedar rencana. Pada tulisan ini akan dofokuskan pada point masa lalu.
Kita tidak dapat melakukan apapun terhadap apa yang sudah terjadi. Kita tidak dapat kembali dan melakukan hal yang sama pada waktu yang sama. Kata hanya dapat melakukan hal yang sama pada masa sekarang sedangkan masa lalu tetaplah ada dan terjadi. Maka dari itu, masa lalu adalah masa yang dapat digunakan sebagai referensi bagi kita untuk mengevaluasi tindakan tersebut. Dengan harapan bahwa, jika tindakan tersebut berdampak positif pada masa sekarang maka harus dipertahankan sedangkan jika berdampak negatif maka harus di perbaiki kesalahannya.
Hanya saja kita perlu memberikan porsi yang sepantasnya untuk melhat masa lalu. Kadang orang terlalu banyak melihat masa lalu sehingga yang terjadi adalah penyesalan yang berkepanjangan ataupun kebahagiaan semu yang sebenarnya telah berlalu. Bukan berarti menghlangkan tetapi ketika kita sudah melihat masa lalu kita dan dapat mengambil hikmahnya maka hal itu sudah cukup. Tidak perlu sampai berlanjut dan berlanjut hingga akhirnya masa sekarang dan masa mendatang justru tidak terpikirkan sama sekali.
Seperti ketika kita melihat kaca spion untuk mengetahui kondisi di belakang mobil, maka porsinya harus lebih kecil dibandingkan porsi kita melihat ke depan. Karena kalau kita sering melihat kaca spion maka bisa jadi kita menabrak apa yang ada di depan yang tidak sempat terlihat. Lagipula Allah menciptakan kedua mata manusi berada di depan yang menandakan bahwa default mata manusia adalah melihat ke depan, bukannya ke samping ataupun ke belakang. Memandang ke depan berarti juga menyongsong masa depan dengan modal pengalaman yang telah dilalui di masa lalu.
Manusia yang paling ahli dalam menata setiap tindakannya akan mendapatkan kenyamanan yang bahkan melebihi apa yang pernah dipikirkannya. Sementara tindakan yang baik selalu didasari pada pengalamannya. Seperti kata pepatah “Keledai takkan jatuh pada lubang yang sama dua kali.” Saya bisa mengatakan bahwa keledai yang tak bisa berfikir lebih baik daripada manusia saja takkan jatuh pada lubang yang sama, masak manusia bisa kalah dengan keledai?