Rasa Syukur
Banyak sekali kenikmatan yang kita rasakan sepanjang hari. Tak akan terhitung oleh bilangan, bahkan ketika kita tuliskan dengan tinta yang terbuat dari air laut maka sesungguhnya air laut akan habis sementara masih banyak kenikmatan yang belum tertulis. Saking banyaknya sehingga kadang kita tak sanggup mengingatnya lagi sehingga yang terjadi adalah kurangnya rasa syukur kita akan begitu banyaknya kenikmatan tersebut.
Bukan berarti bahwa kita harus mengingat satu per satu kenikmatan yang kita dapatkan, tetapi setidaknya kita menyadari beberapa dari sekian banyak tersebut dan selanjutnya mensyukurinya dengan minimal mengucap kata syukur kepada yang member kenikmatan. Akan lebih baik lagi jika kita mau menindaklanjutinya dengan memperbanyak berbuat kebaikan. Allah menciptakan manusia untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, tak terbatas pada jenis kelamin, spesies, makhluk hidup ataupun mati, bahkan kepada sesuatu yang kita benci pun Allah menyuruh kita untuk berbuat baik kepadanya.
Ketika kita mampu mewujudkan rasa syukur tersebut ke dalam realitas bermasyarakat maka sesungguhnya Allah akan semakin memperbanyak kenikmatan yang kita dapatkan. Tetapi menurut pendapat saya, sebenarnya bukan menambah karena pada dasarnya kenikmatan itu sudah kita terima. Allah memberikan pemahaman kepada kita bahwa sesuatu hal yang tadinya terasa pahit menjadi begitu manis dan menyenangkan.
Seperti ketika kita mendapatkan suatu hadiah dari seseorang. Jika kita kurang bersyukur maka hadiah itu akan terasa biasa-biasa saja. tetapi ketika kita adalah orang yang pandai bersyukur maka hadiah itu akan terasa sangat indah dan menggembirakan. Entah bagaimana caranya sehingga Allah mengubah sudut pandang kita dari buruk menjadi baik, dari pahit menjadi manis, dan dari kesusahan menjadi kesenangan.
Banyak orang yang berfikir bahwa bersyukur atau tidak bersyukur itu hasilnya akan sama saja. kelihatannya memang begitu tetapi sesungguhnya tidak. Allah memiliki caranya sendiri dalam bekerja. Tak seorang pun mampu merumuskan algoritmanya. Yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang sulit menjadi mudah dan yang keras seperti batu menjadi lembut seperti kapas. Yang jelas semakin banyak kita bersyukur maka semakin banyak pula kenikmatan yang kita rasakan dan berlaku juga sebaliknya.
Yuk, kita bersyukur terhadap apapun kenikmatan yang kita dapatkan, sekecil apapun kenikmatan itu karena bagaimanapun juga dari yang kecil itu bias menjadi besar.
Bukan berarti bahwa kita harus mengingat satu per satu kenikmatan yang kita dapatkan, tetapi setidaknya kita menyadari beberapa dari sekian banyak tersebut dan selanjutnya mensyukurinya dengan minimal mengucap kata syukur kepada yang member kenikmatan. Akan lebih baik lagi jika kita mau menindaklanjutinya dengan memperbanyak berbuat kebaikan. Allah menciptakan manusia untuk selalu berbuat baik kepada siapapun, tak terbatas pada jenis kelamin, spesies, makhluk hidup ataupun mati, bahkan kepada sesuatu yang kita benci pun Allah menyuruh kita untuk berbuat baik kepadanya.
Ketika kita mampu mewujudkan rasa syukur tersebut ke dalam realitas bermasyarakat maka sesungguhnya Allah akan semakin memperbanyak kenikmatan yang kita dapatkan. Tetapi menurut pendapat saya, sebenarnya bukan menambah karena pada dasarnya kenikmatan itu sudah kita terima. Allah memberikan pemahaman kepada kita bahwa sesuatu hal yang tadinya terasa pahit menjadi begitu manis dan menyenangkan.
Seperti ketika kita mendapatkan suatu hadiah dari seseorang. Jika kita kurang bersyukur maka hadiah itu akan terasa biasa-biasa saja. tetapi ketika kita adalah orang yang pandai bersyukur maka hadiah itu akan terasa sangat indah dan menggembirakan. Entah bagaimana caranya sehingga Allah mengubah sudut pandang kita dari buruk menjadi baik, dari pahit menjadi manis, dan dari kesusahan menjadi kesenangan.
Banyak orang yang berfikir bahwa bersyukur atau tidak bersyukur itu hasilnya akan sama saja. kelihatannya memang begitu tetapi sesungguhnya tidak. Allah memiliki caranya sendiri dalam bekerja. Tak seorang pun mampu merumuskan algoritmanya. Yang tidak mungkin menjadi mungkin, yang sulit menjadi mudah dan yang keras seperti batu menjadi lembut seperti kapas. Yang jelas semakin banyak kita bersyukur maka semakin banyak pula kenikmatan yang kita rasakan dan berlaku juga sebaliknya.
Yuk, kita bersyukur terhadap apapun kenikmatan yang kita dapatkan, sekecil apapun kenikmatan itu karena bagaimanapun juga dari yang kecil itu bias menjadi besar.
No comments:
Post a Comment