Curhat
Curhat merupakan singatan dari curahan perasaan. Sebuah tindakan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengemukakan permasalahan yang sedang dialaminya kepada orang yang dianggapnya dekat. Proses ini biasanya hanya dilakukan oleh satu orang yang mau curhat dan satu orang yang mendengarkan curhat dari orang pertama. Harapannya dengan mengemukakan permasalahan, setidaknya beban dari permasalahan tersebut berkurang. Lebih jauh lagi bisa menemukan solusi dari permasalahan yang sedang dihadapi.
Saya sendiri masih agak bingung tetapi selama ini saya mendapat kesan bahwa curhat hanya ditujukan untuk curahan perasaan yang bersifat menyedihkan. Missal, hasil ujian keluar jelek, tidak lulus interview, diputus pacarnya, atau sedang ada masalah dengan pacarnya, dan lain sebagainya. Apakah mengemukakan perasaan yang menggembirakan juga termasuk dalam kata “curhat”? Ah, itukan urusannya ahli bahasa.
Berdasarkan pengamalan saya sendiri, mengemukakan permasalahan yang sedang dihadapi memberikan efek positif bagi psikis kita. Entah bagaimana cara kerjanya, yang jelas yang tadinya pikiran kalut, bingung, gelisah, dan perasaan-perasaan negative lainnya menggelayut di dalam diri menjadi hilang entah ke mana. Seolah permasalahan tersebut sudah terpecahkan. Padahal hanya berbicara pada orang yang kita percaya saja.
Tetapi tidak semua curhat membawa efek positif. Jika yang kita curhati adalah orang yang tidak terlalu bijak, bisa saja ia justru malah “mengompori” atau memprovokasi kita untuk berbuat hal yang tidak baik. Bahkan ada juga yang justru mengejek orang yang sedang curhat. Ia bilang pengecutlah, cengenglah, kurang tegarlah, dan lain sebagainya. Kata-kata seperti itu sebenarnya kurang pantas diucapkan kepada orang yang sedang(menurut saya). Karena bagaimanapun juga tidak semua masalah dapat diselesaikan sendiri. Ibarat air yang dibendung maka tekananny akan sebakin kuat, jika tidak segera dicari jalur keluarnya maka bisa jadi akan jebol.
Maka jika punya masalah jangan malu-malu untuk bercerita kepada orang lain. Tetapi jangan lupa, jangan sembarangan menceritakan masalah kepada orang yang benar-benar dapat dipercaya. Jangan sampai permasalahan kita justru menjadi konsumsi umum karena dibeberkan oleh orang yang kita curahti tadi. Yang paling baik adalah curhatlah kepada orang tua karena seburuk-buruk orang tua tidak akan mempermalukan anaknya di depan umum.